Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Menikmati Kawasan Kota Lama Semarang

Diperbarui: 13 Juni 2023   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Kita semua warga bangsa Indonesia, pasti sudah aware tentang penjajahan Bangsa Belanda di Negera kita. Dari anak-anak SD hingga perguruan tinggi, pelajaran sejarah bangsa sudah diajarkan. Dan jejak pendudukan bangsa asing, masih terekam jelas di kota-kota besar.

Misalnya di Surabaya, ada kawasan kota tua di daerah Jembatan Merah. Bangunan tempo doeloe berdiri dengan kokohnya, dan sebagian besar masih difungsikan. Misalnya bangunan di ujung jalan Kembang Jepun, difungsikan sebagai kantor surat kabar.

Di kawasan kota tua di Jakarta Kota, bangunan kolonial bener-bener terawat. Suasana masa Belanda, saya bisa rasakan saat berada di kawasan ini. Di kota Padang Sumatera barat, saya melihat jejak penjajah di goa lubang Jepang, dan lain sebaggainya.

Dan juga di Kota Lama semarang, vibes masa lamapu sangat terasa. Kawasan yang  di abad XIX-XX, menjadi pusat perdagangan. Masih ada jejak benteng vifhoek, melalui bangunan yang masih kokoh. Heerenstart atau saat ini Jl. Letjen Soeprapto, dulu adalah pintu gerbang benteng.

Di sekitar kota lama di bangunkan kanal air, keberadaannya masih bisa disaksikan meski tidak berfungsi sepenuhnya. Konon dari kanal ini, membuat Kota Lama Semarang mendapat julukan 'Little Nerdherlands'.Lanskap kota mirip kota-kota di Eropa,  menjadi miniatur Belanda di Semarang.

Saya sengaja jalan sore, mengitari kawasan kota lama Semarang. Tampak gedung peninggalan penjajah, kini dialih fungsikan sebagai kantor. Dengan demikian bangunan masih memiliki manfaat, dan tentunya tetap mengikuti prosedur perawatan.

Misalnya Gedung De Javasche Bank, kini menjadi Semarang Kreatif Galery ; Gedung Kantor Pengadilan Belanda, menjadi rumah dinas Pendeta Gereja Immanuel dan pada 2006 menjadi rumah makan bergaya Sunda. Kemudian Gedung Spiegel kini menjadi bistro, Gedung Van Drop menjadi Dream Museum Zona, Statschouwburg menjadi Gedung Marabunta, Socielief De Harmonie dialihfungsikan menjadi Bank Mandiri KC Mpu Tantular, dan masih banyak yang lainnya.

Kawasan Kota lama dijuluki Little Nederlands, menjadi saksi bisu sejarah Indonesia di masa kolonial. Lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi, yaitu Stasiun Tawang atau kini dikenal Stasiun Semarang Tawang Bank jateng. Di Sekitar Stasiun ada sekitar 50 bangunan kuno, dengan gaya ornamen khas kota di Eropa. 

Seperti ukuran pintu dan jendela yang besar, kaca warna dan atap yang unik, sampai ruang bawah tanah. Juga ada lima menara pengawas, diberi nama Zeeland, Amsterdam, Utrecht, Raamsdonk, dan Bunschoten. Pusat dari Kota Lama Semarang adalah di Taman Srigunting, berada di jantung kawasan ini. Di masa lalu dikenal sebagai parade plein, atau lapangan parade militer. Dan Kota Lama Semarang, telah menjadi ikon primadona wisatawan.

Kompasianer's yang ingin menjejakkan kaki di Kota lama Semarang, bisa naik Kereta Api Argo Merbabu. Menjadi satu dari lima Kereta, yang diluncurkan bersamaan pemberlakuan Gapeka 2023, Selama bulan June 2023, ada tarif promo untuk Argo Merbabu. Berikut saya sertakan video pendukung, semoga membantu memberi gambaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline