Kompasianer's, apakah ada yang gemar olahan khas peranakan? Menurut saya citarasanya unik gitu, ada asem-asem segarnya, gitu.
Beberapa waktu lalu, kami komunitas foodiest janjian di Kedai Sirih Merah. Adalah restoran di Jakarta Pusat, menyajikan hidangan khas peranakan nusantara otentik,
Saya dibuat excited, mendapati bangunan dengan gaya tempo doeloe klasik. Begitu masuk ke dalam restoran, disuguhkan desain interior dan pernak pernik khas peranakan. Meja, kursi, kusen, gorden, lampu, lukisan, ornamen, semua yang tampak benar-benar berkelas.
Menonjolkan warna dominan merah, dengan material kayu sehingga terkesan homey dan nyaman. Terdapat ruangan VIP, Gazebo, outdoor, semi outdoor, smoking area, yang bisa menjadi pilihan.
Tiba-tiba aroma hidangan menyeruak, dan seketika menuhi ruangan. Inilah gong kedatangan kami, geng foodiest yang gemar berwisata kuliner. Tersaji aneka menu khas peranakan, yang siap memanjakan indera pencecap rasa.
Menurut Cik Sisca, pemilik restoran, bahwa bawang merah dan bawang putih, adalah bumbu wajib di setiap masakan peranakan. Saya mencicipi olahan yang ada di meja, dan secara keseluruhan, menu disajikan unik dan sedap.
Eit's, tapi ada beberapa menu menjadi favorit saya. Yaitu ayam Sio, dengan bumbu yang meresap sampai ke tulang. Dan daging ayam menjadi empuk mudah terurai, teksturnya sangat lembut.
Kemudian jagung petai, dengan suwiran ikan peda, butiran jagung, serta petai dimasak dengan balacan. Rasanya gurih pedas, pas banget dimakan dengan nasi hangat. Sup penganten, rasa kuah ada asem-asemnya, tak seperti sup pada umumnya.
Di bagian dessert saya suka soka salad mangga, mirip dengan asinan betawi versi peranakan. Asem segarnya lebih mengemuka, dari irisan buah mangga. Sebagai penutup ada Es Sirih merah, kombinasi manis dan asam yang menyegarkan. Berisi selasih, kolang kaling, cincau hitam, agar-agar dan manisan mangga disiram sari lemon dan jeruk nipis.
Agara afdhol, saya buatkan video instagram reels, dengan konsep Komik. Semoga Kompasianer bisa menikmati, dan semoga bermanfaat.