Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Waspada dan Bijak Berinternet demi Meminimalisir Kebocoran Data

Diperbarui: 23 Agustus 2022   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar ; kompas.com

Pepatah "ibarat semakin tinggi pohon semakin kencang angin bertiup", rasanya sangat related dengan kenyataan keseharian kehidupan. Demikian hukum alam berlaku, bahwa semakin berkualitas (seseorang) akan semakin diuji pihak yang penasaran. Banyak yang ingin menjatuhkan, dengan segala cara untuk mereguk keuntungan pribadi.

Hal demikian berlaku di semua bidang, karena kualitas perlu diuji dan dibuktikan. Sesiapa yang mengemuka, niscaya akan mendapatkan perhatian lebih. Menuai banyak reaksi pihak lain, entah tanggapan pro maupun kontra.

Kalau yang setuju sih, oke-oke saja. Nah, menghadapi pihak yang kontra ini, menuntut kita menampilkan skill yang mumpuni.

-----

Kompasianer's, pasti familiar nama IndiHome.

Jaringan internet dengan signal kuat, yang sanggup menjangkau hingga daerah-daerah di pelosok negeri. Saya merasakan manfaatnya, ketika berinteraksi dengan teman/kerabat yang berdomisili (bahkan) di perbatasan negara. Provider kenamaan ini, belakangan diterpa angin kencang. 

Berhembus kabar burung, tentang dugaan kebocoran data histori browsing pelanggan. Data yang seharusnya rahasia, dikabarkan telah beredar di media sosial. Secara pribadi, saya tidak serta merta memercayai kabar tersebar. Mengingat perusahaan besar, tentu menerapkan sistem pengamanan yang super ketat. Apalagi terkait data pelanggan, yang notabene menjadi aset tak ternilai dari perusahaan.

Maka saya turut lega membaca berita, Ahmad Reza, selaku Senior Vice President Corporate Communication and Investor Relation, Telkom, menyangkal dan menyatakan kabar tersebut hoax. Selanjutnya Ahmad Reza, menegaskan bahwa kabar dugaan bocornya data-data tersebut tidak valid. Setelahnya dilakukan pemeriksaan atas data-data tersebut.

"Kami dari pagi sudah dan terus melakukan pengecekan dan investigasi mengenai keabsahan data-data tersebut. Temuan awal data itu hoaks dan tidak valid," mengutip penjelasan Reza di portal tepercaya.

Sementara dari penyelidikan awal dinyatakan, tidak ada riwayat memberikan email untuk pelanggan. Karena domain alamat perusahaan memakai domain identitas perusahaan (@telkom.co.id). Setelah ditelusuri terhadap (sekitar) 100.000 sampling, terdapat ketidakcocokan data nomor induk kependudukan (NIK).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline