Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Justru Duka yang Membuatmu Dewasa

Diperbarui: 3 Juli 2022   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumenntasi pribadi

Setelah pandemi mulai mereda, saya baru merasakan hikmah yang luar biasa. Kesadaran mendalam, tentang pengakuan betapa lemah manusia. Hal-hal yang sebelumnya (saya anggap) biasa bahkan cenderung abai, tiba-tiba terasa begitu besar maknanya.

La qaula walla quata illa bilah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali pertolongan Allah semata.

Semasa pandemi, (secara pribadi) saya mengalami pergulatan. Sempat di fase kesempitan, istri dan anak diuji sakit.  Tantangan semasa pandemi, memerlukan kesabaran untuk menghadapi. Saya sempat merasa (seperti) berada di titik nadir, keadaan yang empat puluh tahun lebih (usia saya) baru dialami.

Sementara saya type, orang yang merencanakan sesuatu di masa mendatang. Terutama untuk hal-hal penting, dari dulu saya terbiasa menyiapkan jauh hari. Biaya sekolah anak, membeli kendaraan, membeli tempat tinggal, saya atur sedemikian rupa.

Tetapi pandemi, seolah menghadapkan pada situasi tak disangka. Rencana manusia, sangat bisa tidak sejalan dengan kenyataan. Semua yang ada diangan-angan, mendadak mentah jauh dari keinginan.

Tetapi betapa hikmah besar,  justru menghampiri dalam situasi sedemikian sulit. Saya seperti dihantarkan, pada sikap pasrah dan berserah.  Saya bisa merasakan syahdunya, melangitkan doa saat sedang berduka.

Pandemi membukakan mata, bahwa kekuatan doa benar adanya.  Bahwa doa yang memberi kekuatan, hingga diri masih sanggup berdiri di atas kaki.  Bahwa doa sanggup memupuk asa, meski jalan berkelok dan sulit tengah ditelusuri.

Jatuh tersungkur bisa dialami siapa saja dan kapan saja. Bahkan si perencana kehidupan handal sekalipun, mau tak mau dituntut takluk pada suratan takdir. Bahwa semua yang telah diusahakan, bisa saja lenyap dalam sekejap mata.

Tetapi kesadaran itu, yang akan menumbuhkan pemahaman. Melahirkan sebuah penyikapan baru, bahwa dibalik ujian ada hikmah tak terkira.

Justru Duka yang Membuatmu Dewasa

Duka di masa pandemi, sebagian besar kita mengalami. Tetangga saya, dirumahkan dari kantor tempat bekerja. Sementara di rumah, istrinya baru beberapa bulan melahirkan. Kemudian ibu penjual nasi uduk, terpaksa tutup karena dagangan sering tidak habis.

Kesedihan demi kesedihan, berseliweran dan terposting di media sosial, terjadi di lingkungan sekitar, mendekat di lingkaran terdekat, bahkan terjadi di diri atai keluarga sendiri. Tak ayal air mata tumpah, mengiringi derita sedang dialami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline