Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Memulai Hablum Minannas dari Tetangga dan Lingkungan Sekitar

Diperbarui: 22 April 2022   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya" ---HR Buhkari Muslim

Mengkaji dan merenungi hadist di atas, saya sangat mengimani dan mengamini. Mengingat saya punya pengalaman (yang baik dan atau kurang baik), terkait hidup bertetangga. Namanya juga manusia, beda kepala beda isinya. Saya sangat memaklumi.

Dulu awal kepindahan kami ke kediaman baru -- rumah lama yang kami beli dari pemilik sebelumnya--, tetangga persis depan rumah bersikap sangat baik. 

Teh hangat manis diantarakan, sebagai salam perkenalan. Dan sikap yang sama -- subhanalloh-- terpertahankan, setelah belasan tahun rumah kami berhadapan- alhamdulillah.

Selang beberapa tahun -- setelah menjadi warga senior--, datang tetangga baru tak jauh dari rumah kami. Tetapi sebagai pendatang, rupanya tuan rumah kurang bisa mengambil hati penghuni lama. Pernah gara-gara anak berebut mainan, si ibu melabrak dan mengomeli saya dari depan pintu pagar.

Sungguh, kesan yang kurang baik. Namun, tetangga tersebut bertahan hanya dua tahun-an. Setelahnya pindah, tidak melanjutkan menyewa rumah yang ditempati. Kami (sebenarnya) antara senang dan sedih, bertetangga cuma sebentar, tetapi kesan ditorehkan sangat disayangkan.

Cukuplah bagi kami, sikap kontras dua tetangga ini menjadi pelajaran. Agar keluarga kami, selalu belajar membawa dan menempatkan diri. Lebih-lebih di lingkungan baru, yang notabene kami menjadi pendatang.

-------

Sewaktu merantau di Kota Pahlawan, saya punya kenalan senior yang memiliki sikap unik. Usia beliau beberapa tahun di atas saya, dan aktif di komunitas kemanusiaan. Saya sangat tahu, senior ini sangat aktif di luar rumah. Berangkat pagi pulang malam, dengan sederet aktivitas kerja dan komunitas.

Pagi mengajar di sebuah SMA swasta, setelahnya ada saja kegiatan dikerjakan. Entah ke pengajian, entah berkesenian, entah menghadiri undangan, dan lain sebagainya. Saya ngekost beda satu gang, tetapi masih di satu lingkungan RT yang sama. Saya kenal baik, keluarga bapak muda ini. 

Kala itu saya kuliah sambil bekerja, menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan. Saya lumayan sering, datang ke berbagai acara di Surabaya. Beberapa kali tak sengaja bertemu, dengan bapak muda di kegiatan yang sama. Merasa memiliki kesamaan minat, si bapak sering bertukar informasi tentang aneka kegiatan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline