Senin sore di bulan Ramadan, saya mendapat kabar gembira dari pengasuh Rumah Tahfids. Bahwa santriwati yatim piatu dhuafa, mendapat kejutan dari Hokben. Yaitu menu berbuka sangat didamba , disambut adik-adik dengan penuh suka cita. Selama ini mereka hanya mendengar nama, tetapi belum pernah menyantapnya.
Saya yakin, sebagian besar kita sangat sering bersantap di resto ternama. Aneka menu Hokben dihapal di luar kepala, tidak jarang beberapa paket menjadi santapan idola. Alhamdulillah, selamat untuk privillage tersebut. Rasanya tidak ada alasan, bagi kita untuk tidak bersyukur.
Sementara kalau menengok di lingkungan sekitar, betapa banyak orang tak seberuntung kita. Jangankan memilih menu, bisa makan saja ibarat sebuah keistimewaan. Menahan lapar bukan hal baru, saking sempitnya ruang gerak dan kesempatan yang dimiliki.
Dan wajah sumringah santriwati di Rumah Tahfidz, cukuplah mengalirkan rasa semisal bagi yang melihatnya. Terbayang di benak, betapa lahap berbuka sore itu.
"ini yang ditunggu anak-anak, mas" ujar Ustad
Senyum ini seketika mengembang, membaca pesan chating yang masuk dari pengasuh pondok.
Selamat menikmati menu Hokben ya adik-adik santriwati.
-----
Teman-teman bagaimana puasanya?
Semoga lancar, dan kita semua dianugerahi kesehatan- amin ya Rabb.
Sepuluh hari Ramadan terlewati, detik detik bulan suci sebegitu berarti. Ramadan bulan mulia, setiap amal kebaikan diipat ganda pahala. Yuk, kita meraih keberkahan semampunya, mumpung penghulu segala bulan ada d depan mata.