Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Baju Seragam untuk Lebaran ala Ibu

Diperbarui: 21 Maret 2022   05:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

"Aku, maunya kaos" protes saya

Saya sangat hapal, kebiasaan ibu menjelang hari lebaran tiba. Kepada saya, kakak nomor  4, dan 5, selalu dibuatkan baju lebaran seragam. Bahan sekian meter dibeli, dari lapak kain milik bu Kusnadi. Kemudian langsung diantar ke pak subari, tukang jahit langganan di utara pasar.  

Kami tiga kakak beradik, disuruh ke tukang jahit untuk diukur bergantian.  Soal warna dan model baju, kami sama sekali tidak mengetahui. Semua keputusan, sepenuhnya di tangan ibu. Sembari menunggu baju jadi, saya dan kakak bisanya menebak-nebak. Baju motif batik lengan panjang, bakalan menjadi outfit lebaran tahun itu.

Tebakan itu tidak meleset.

Di kemudian hari, setelah beranjak dewasa. Barulah terungkap alasan, dibalik keputusan baju seragam untuk lebaran ala ibu.

---- 

Kami enam bersaudara, ayah guru SD, ibu membuka warung sembako. Pasangan suami istri, pontang-panting menyukupkan kebutuhan keluarga. Kala itu semua anak masih sekolah, mbarepnya kuliah, saya paling kecil kelas dua sekolah dasar.

Serupiah dua rupiah yang keluar sangat diperhitungkan, bahkan teori tambal sulam (terpaksa) diterapkan. Kebutuhan yang bukan kategori prioritas, oleh ibu akan dikesampingkan.

Kebutuhan paling utama, adalah makan sehari-hari dan membayar sekolah. Soal baju, sama sekali tidak menjadi perhitungan. Kecuali  menjelang lebaran, kami anak-anak dibelikan baju baru. Meski kami (terpaksa) menuruti selera ibu.

Dokumentasi pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline