Nama pahlawan Tjoet Nja' Dien, tentu bukan nama asing bagi bangsa Indonesia.
Saya sendiri familiar dengan pahlawan luar biasa ini, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.
Di benak kala itu terbetik, bahwa perjuangan perempuan tidak dengan mengangkat senjata dan atau turun ke medan pertempuran.
Seusia anak SD saya tidak bisa membayangkan, perempuan ada di tengah desingan peluru. Tenaganya yang terbatas, tak akan sanggup menahan dan membalas tebasan pedang sekuat tenaga lelaki.
Bagi saya pahlawan ---apalagi perempuan-- bisa lahir dari banyak bidang, misalnya pendidikan, kesehatan, hukum, diplomasi dan lain sebagainya.
Beberapa nama pahlawan perempuan, kebetulan saya ketahui berjuang dari balik meja -- itupun tetap mengagumkan-.
Tetapi pandangan itu seketika terbantah, ketika tahun 1988 lahir film epos sejarah berjudul Tjoet Nja' Dhien.
Saya benar-benar kagum, intepretasi sutradara Eros Djarot terhadap sosok keren ini begitu berhasil dan sekeren itu.
Saya mendadak kagum abis dengan sosok dan kepribadian Tjoet Nja', sekaligus ngefans dengan Christine Hakim yang memerankan dengan akting yang begitu cantiknya.
Buah dari totalitas yang gemilang, beliau diganjar piala citra FFI 1988 untuk kategori Best Actress.