Saya yakin diantara Kompasianer, ada yang mempunyai stock baju yang cukup banyak. Di lemari berderet tumpukan kaos, kemeja, jaket, celana, tertata rapi memenuhi setiap rak yang ada. Kemudian ada bagian di lemari, khusus untuk menyimpan dengan hanger/ digantung.
Saking banyaknya pakaian, bisa jadi satu lemari rasanya tidak cukup untuk menampung. Kemudian mengadakan lemari khusus baju acara resmi atau baju kerja, satu lemari lagi untuk menyimpan baju dipakai harian.
Saya pernah mendapati, seorang kenalan punya ruangan khusus penyimpanan baju. Ketika menengok ruangan ini mirip toko busana, baju-baju digantung rapat dan sebagian masih lengkap dengan bungkus plastiknya.
Saya mengira baju dipunyai ada ratusan jumlahnya, kalau satu persatu dipakai bergantian bisa berbulan-bulan untuk kembali ke baju paling awal.
Saat masih ngantor, saya juga punya puluhan kemeja untuk bekerja. Cukup memakan tempat di lemari, untuk menyimpannya.
Di kemudian hari, nyicil saya bawa ke kampung saat mudik dan dibagikan ke tetangga. Tetapi lepas dari itu, saya mengalami enak tidak enaknya punya baju banyak.
Enaknya bisa gonta- ganti baju, bisa memakai outfit sesuai acara hendak didatangi. Sedang tidak enaknya, lebih ke soal merawat baju.
---
Punya baju banyak, kerap dihadapkan pada masalah cara penyimpanan. Apalagi kalau lemari dimiliki terbatas, dan setiap jengkal ruang di dalamnya sudah disesaki baju.
Solusi sering saya dapati adalah menyortir pakaian, kemudian baju kerap dipakai dibiarkan di rak lemari, dan baju jarang dipakai disimpan di satu tempat.
Menurut saya kardus adalah pilihan tepat, sebagai tempat menyimpan baju jarang pakai. Kardus bisa didapatkan dengan sangat mudah, bahkan kita bisa memerolehnya gratis.