Bulan Syawal ada di awal, suasana berlebaran masihlah kental. Kompasianer, saya Agung Han, perkenankan menyampaikan minal aidin wal faidzin. Sekira ada salah- salah tulisan yang menggores batin, sekira ada salah sikap dan ucap mohon dibukakan seluas-luasnya pintu maaf.
Mohon maaf lahir dan batin, ya Kompasianer.
Saya yakin, beberapa hari ke depan kita masih berkutat dengan ucapan saling bermaaf-maafan. Sambil ngetik sekarang ini, saya masih menerima atau mengirim pesan lebaran.
Ah, indahnya hari fitri. Suka cita terpancar di beranda medsos, meski (sesekali) terselip juga kabar duka yang mewarnai.
Secara umum, mari kita nikmati hari raya dengan bahagia. Kita kaum muslin, telah berpuasa menahan haus dahaga dan mengekang nafsi angkara.
Semoga kemenangan sejati diraih, menjadi awal setiap diri untuk lahir kembali. Semoga dosa yang pernah diperbuat berkurang -- syukur-syukur lebur---, penanda kita siap menjadi pribadi yang lebih baik.
----
Ramadan tahun ini, menjadi Ramadan kali kedua dilalui di tengah wabah. Saya pribadi tak secanggung Ramadan tahun lalu, tetap bisa menunaikan ibadah lebih tenang.
Masjid di lingkungan tempat saya tinggal, (untungnya) terbilang sangat tertib soal prokes (dibanding dua masjid lain di luar perumahan, tetapi tidak terlalu jauh.
Dan alhamdulilah takmir masjid sangat aktif, menyelenggarakan peribadatan sepanjang Ramadan. Saya salut tentang jarak shaf, bawa sajadah sendiri, wudu di rumah, tak pernah kelewatan takmir mengingatkan.
Sementara di masjid menyediakan hand sanitaser, ada juga tempat cuci tangan, dan secara berkala disemprot disinfektan.