Tahun 2016 saya pernah sakit, usut punya usut obesitas menjadi penyebabnya. Dokter dan ahli nutrisi menyarankan saya diet, mengurangi beberapa jenis makanan tertentu. Yaitu yang mengandung minyak (goreng-gorengan), yang manis- manis, bersantan dan tepung-tepungan.
Saya mengganti dengan konsumsi umbi-umbian, olahan sayur, makan buah, daging, kacang-kacangan dan sebagainya. Memilih bahan makanan, yang diolah dengan cara direbus, kukus, oven, bakar (no minyak pokoknya). sesekali sih boleh makan pantangan, asal intensitas dan porsinya jangan kebablasan.
Siapa nyana kebiasaan ini diikuti istri dan anak-anak, saat berbuka puasa mereka tidak langsung makan nasi. Kami tak canggung berbuka dengan buah atau makanan kecil, baru beberapa waktu menjelang isya istri dan anak makan nasi. Saya sendiri lebih fleksibel, kadang makan buah lagi kalaupun makan nasi porsinya kecil.
Agar tidak bosan, kami berkreasi menu berbuka dengan bahan olahan buah. Dan agar lebih seru, anak gadis dilibatkan agar tidak bosan di rumah dan bersemangat puasanya. Menu buka puasa kami sabtu sore ini, adalah puding pepaya.
Ini benar menu berbuka ya, bukan sekedar takjil atau makanan pembatal saja. Biasanya saya sambil minum susu murni, dan diulang selepas taraweh.
Pengalaman kemarin (hari ketiga puasa), dengan minum susu dan roti tawar bikin awet kenyangnya. Saya tahan tidak makan semalaman, baru sahur makan nasi porsi secukupnya.
Nah untuk puding peyaya, cara mengolahnya sangat gampang. Di video saya sengaja mengajak anak gadis, untuk mengisi suaranya.
liat di
Berikut urutannya
Siapkan pepaya utuh, kupas kulitnya dan bersihkan
Belah memanjang menjadi dua, buang bijinya