Me ; Keyboard-nya sudah dikirim melalui JNE ya
Rizky (R) ; Barangnya saya terima kapan kak?
Me ; Dikirim pakai JNE Express, diinfom agennya besok sampai
R : Baik terima kasih.
Saya adalah pengurus, salah satu komunitas yang ada di Kompasiana (Ketapels- Kompasianer Tangerang Selatan Plus). Komunitas kami punya kegiatan rutin, yaitu Berbagi nasi kotak setiap jumat pagi. Kegiatan yang dinamai #JumatBerkah ini, menyasar kaum dhuafa lansia di Pamulang Timur. Sekira sepuluh bulan kegiatan sudah berjalan, mendapat dukungan dari anggota komunitas dan donatur.
Siapa sangka, dari kegiatan ini akhirnya berkelindan ke kegiatan sosial yang lain. Pada bulan Agustus 2020, kami berbagi mainan ke adik-adik di dua Panti Asuhan daerah Ciputat. Berikutnya berbagi ke Panti Lansia di BSD, menyampaikan popok dewasa dan sembako. Ada lagi ke Pondok Pesantren Yatim Piatu Dhuafa, Pedagang jalanan, kegiatan turun jalan dan lain sebagainya.
Saya sengaja melibatkan diri, saat menyerahkan amanah donatur kepada pihak yang membutuhkan. Keputusan ini membuat saya mendapati perspektif baru, tentang apa itu definisi bahagia. Tiba-tiba ada perasaan bertumbuh, saat melihat reaksi penerima paket yang dibagikan. Melihat tangan keriput lansia menerima nasi kotak, melihat perubahan air muka yang mendadak berseri. Mendapati adik-adik panti asuhan, bergerak gesit dan antusias saat membuat barisan antrian menerima kotak nasi.
Dada ini membuncah bahagia, mengiringi kegiatan memberi kepada saudara membutuhkan. Dan selepas acara berakhir, ada dorongan atau keinginan membuat acara sejenis lagi dan lagi. Membuat bahagia orang lain, ternyata membuat kita jauh merasakan kebahagiaan. Bahagia yang melulu berkutat pada perolehan untuk diri sendiri, menurut saya masih dikategorikan egois. Kita musti meningkatkan kualitas kebahagiaan itu, dengan menyantuni atau membuat orang lain merasakan bahagia. Setidaknya, begitulah yang saya rasakan.
Menyoal berbagi bahagia, saya punya kisah terkait JNE. Apa itu ? Baca sampai tuntas ya!
Akhir Oktober,
Dua pekan menjelang hari Maulid Nabi Muhammad SAW, saya berencana membuat kegiatan komunitas di Pondok Pesantren Yatim Piatu dan Dhuafa di daerah Tangsel. Gagasan ini tercetus, mengingat Kanjeng Nabi mengajak umatnya untuk mencintai anak yatim. Saya memutar otak, bagaimana merealisasikan kegiatan ini. Pastinya kami tidak ingin datang, dengan tangan hampa. Dan segera saya japri sana dan sini, menggandeng pihak yang berkenan support konsumsi serta donatur untuk pengadaan sembako.
Melalui medsos saya menuliskan status, tentang rencana legiatan komunitas tersebut. Tak lupa menyertakan caption, berisi ajakan teman dumay yang sekiranya berkenan mengulurkan bantuan. Meski tidak seketika mendapat respon, tetapi tidak genap sepekan stastus diposting membuahkan hasil.
Ada organisasi nirlaba siap menanggung pengadaan 70 nasi kotak, kemudian beberapa teman medsos urunan membantu untuk belanja sembako. Mendapat tanggapan menggembirakan seperti ini, semangat semakin mengganda.
Pada hari pelaksanaan, sembako diangkut mobil yang dipesan melalui aplikasi. Sementara sponsor nasi kotak, sudah tiba di lokasi tigapuluh menit lebih awal. Acara dikonsep sangat sederhana, saya menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan. Menyusul perwakilan dari organisasi nirlaba turut berbicara, baru pengasuh Ponpes membalas dengan sambutan.