Bagi saya, hiruk pikuk yang terjadi di sekeliling kita baru baru ini.
Sebenarnya, justru membuat hidup menjadi dinamis.
Penanda manusia masih berada di tempatnya, yaitu "senengane ngeyelan lan angel kandanane" (sukanya ngeyel dan susah dibilangin).
Hal demikian sudah ada contohnya di awal kehidupan, pada anak-anak Nabi Adam dan Siti Hawa.
Saudara sekandung Habil dan Qobil, keculasan dan iri dengki Qobil menyebabkan terjadi pembunuhan pertama di bumi ini.
Dan kita umat akhir jaman, seolah mengulang kejadian nenek moyang.
Saya sempat dibuat tersenyum, ketika ada tweet selintasan lewat di beranda medsos.
Cuitan dari satu akun yang diquote, isinya adalah sebuah per-andai-an. Kemudian direply akun lain, mendapat tanggapan lain sehingga jadi ramai.
Lebih kurang begini
"Coba ya, Nabi Adam nggak nurut sama rayuan Hawa, kita semua sekarang ada di Surga"
(balasan akun lain tak kalah unik)