"Wis, badanmu segitu saja, itu sudah pas sudah pantes" ujar ibu dari layar handphone, ketika video call" Ojo dikurusin lagi, nanti elek,"
Sedewasa ini, ibu masih saja nyerewetin anak bungsunya. Saya sih, seneng ada yang marahin. Memang ada alasan dibalik cerewetnya ibu, biar penasaran saya akan tulis nanti--hehhehe
Ibu, adalah orang pertama. Yang menunjukkan kekagetan, (menurut saya) secara berlebihan. Ketika beliau melihat, saya bisa membuang lemak berlebih di badan.
Dikorek habis kebiasaan ini, sampai bobot ini menyusut cukup signifikan. Saya mengerti kekawatirannya, beliau hanya tidak ingin melihat saya sakit.
Atas pertanyaan ibu, saya menjawab senetral mungkin. Bahwa anaknya ini, telah merubah gaya hidup dan selektif dalam asupan.
Masalah makanan, menjadi perhatian lebih . Saya menghindari gorengan, makanan bersantan, asupan yang mengandung gula, garam atau lemak berlebih. Dan jangan lupa olahraga. Kegiatan ini, menjadi kebiasaan saya (setidaknya) empat tahun belakangan.
Apakah saya sekonsisten ini ? Oo, tidak.
Seperti umumnya kita manusia, saya jatuh bangun mempertahankan kebiasaan ini. Berat badan masih naik turun, olahraga kadang terlewat, tetapi saya usahakan jangan sampai kebablasan.
Nah, sepanjang Ramadan ini, saya tetap berupaya melakukan olahraga. Tetapi tak sefrontal di luar bulan puasa.
Sambil berkisah pengalaman hidup, saya akan berbagi olahraga ringan ala saya, melalui Esai Foto.