Akhir Februari
"Ayah, perut kakak melilit" suara dari ujung telepon itu mengeluh
"Sudah diobati atau dibawa ke dokter?"
"Semalam di antar Ustad, tapi sekarang masih sakit"
"Coba, tunggu sampai besok"
Sulung saya di Pondok, beberapa kali mengeluh melilit di bagian perut. Kata dokter ada masalah dengan asam lambung, biasanya dipicu oleh makanan pedas atau stres.
Ibunya sudah hapal, obat apa yang sebaiknya dikonsumsi. Dan itu musti teratur diminum, diimbangi makan yang teratur pula.
Sementara di Pondok, (saya memaklumi hal ini) untuk keteraturan minum obat dan makan, kadang terkendala dengan jadwal belajar atau mengaji. Wali santri mengurusi sekian anak sekaligus, sehingga tidak bisa terlalu focus pada satu anak saja.
Maka solusi paling jitu, adalah membawa pulang anak untuk waktu lima atau enam hari. Agar keteraturan jadwal makan dan minum obat terjaga, dan kondisi badan pulih seperti sediakala.
Meski jujur, saya agak tidak setuju dengan jalan keluar mengajak pulang. Karena anak akan ketinggalan pelajaran, dan sekembalinya ke Pondok punya PR menumpuk.
Maka si ayah biasanya pakai acara ngomel, ketika mendapati sulungnya mengeluh sakit dan pulang. Artinya, anak ini masih teledor masalah makan, padahal sudah punya stok biscuit atau makanan siap santap.