Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Tidak Mudik, Siapa Takut!

Diperbarui: 5 April 2020   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulang kampung, berpotensi terjadi persilangan virus dari kita (yang imunnya kuat) kepada kaum rentan (para sepuh) ada di desa.  Kita pasti tidak ingin , orangtua sakit gara-gara kecerobohan itu-dokpri

Saya masih ingat, kali pertama merantau di Jakarta pada awal tahun 2000-an. Saya sengaja tidak mudik, dengan alasan belum dapat cuti dari kantor. Ayah dan ibu sih percaya, tapi ada saudara yang tahu alasan saya sebenarnya.

"Kerja kantoran, nggak mungkin lebaran nggak dapat cuti" ujarnya sengit "Apaan itu". 

Saya bisa  merasakan getaran jahat pada suara ini, meski hanya mendengarkan dari ujung telepon.

Benar perkiraan saudaraku ini, bukan masalah tidak mendapat cuti, alasan tidak mudik kala itu. Tetapi saya tidak siap dinyinyirin saudara (termasuk yang nyeletuk di telepon), ketika sedang kumpul keluarga besar.

"Calonmu itu mana?"

"Kamu itu, buat apa kerja mati-matian, kalau nggak buruan nikah,"

Mendengar aneka cibiran seperti ini, saya tak menjawab dan memilih pergi sembari bersungut ngomel.

Masih banyak kalimat lain, yang membuatku merasa geram tersudut. Dan parahnya, hal itu diulang-ulang di berbagai kesempatan. Seolah khalayak umum harus tahu, "aib" si adik bungsunya.

Saya sendiri, sebenarnya pernah memasang target menikah, di umur duapuluh lima tahun. Sebelum usia dicanangkan, pernah kenal dan dan naksir adik kelas saat kuliah.

Tapi kenyataan bicara lain, tidak semua target selalu tercapai sesuai keinginan,  karena ada kekuatan di luar diri yang lebih berkuasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline