Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Sebulan Saja Tahan Jari, Sayangi Nilai Puasamu di Bulan Suci

Diperbarui: 17 Mei 2019   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

fajar.co.id

Dari jauh hari saya sudah memperkirakan, bahwa puasa Ramadan tahun ini bakal menjadi puasa yang sangat istimewa.  Pasalnya, bulan puasa berhimpitan dengan rangkaian proses penghitungan suara Pilpres dan Pileg.

Riuh di dinding medsos sudah terasa hangat, sebelum hari H pencoblosan (17/4), status saling serang seperti berbalas pantun. Menjelang pencoblosan medsos memanas, dan setelah pencoblosan sampai sekarang hangatnya masih saja terasa.

Saya dengan sepenuh kesadaran, sebagai warga negara punya sikap dan menyatakan dukungan ke satu pasangan Capres Cawapres yang saya yakini baik. Kemudian seorang kenalan menghubungi, mengajak saya bergabung dalam team buzzer, memberi support di ranah medsos kepada Capres pilihan kami.

Saya tidak mau sia-siakan kesempatan, ingin sedikit berkontribusi dengan cara ngetwet, saya tidak lagi menghitung berapa cuitan dipost dalam sehari, Sekira genap seminggu berjalan, muncul akun- akun tertentu dari kubu berseberangan menyerang, saya balik membalas dengan bantahan (disertakan sumber)

Lama-lama serangan makin gencar, saking bersemangat menangkis akun twitter saya terkena suspend tiga kali---padahal followernya sudah ribuan. Bahkan ada satu akun twitter saya yang baru saja dibuat, setelah dipakai ngetweet beberapa jam menyusul terkena suspend juga---hehehehe.

Bukan sekali dua kali saya diserang, dengan perkataan BO**H, TO**L dan sejenisnya ditujukan kepada saya, untung saya memilih tidak membalas. Bebas orang mau menilai orang lain, asalkan saya tidak melanggar norma, hukum, (apalagi) akidah, maka saya berkeyakinan terus berjalan.

Rentang Januari sampai Maret, saya maksimalkan bermedsos, dengan memberi dukungan kepada Capres Cawapres pilihan. Masuk awal April saya mulai agak menahan diri post di twitter, sesekali ngebuzzer di Facebook atau Instagram (itupun tidak sesering di twitter) Selepas hari H pencoblosan, saya mulai mengurangi intensitas nyetatus apapun berkaitan dengan kegiatan politik Saya menulis beberapa artikel di Kompasiana, pengalaman menjadi anggota KPPS di TPS 73 yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal.

akun saya di Kompasiana-dokpri

Dan seminggu sebelum puasa, saya membuat status mohon maaf lahir batin, sembari berniat mulai tidak menulis status tentang politik di medsos. Bagi saya, bulan Ramadan adalah kesempatan emas mendulang keberkahan, sayang kalau diabaikan dan diciderai dengan ucapan (baca status) yang menuruti hawa nafsu.

Tahan Jarimu, Sayangi Pahala Puasamu

Beberapa hari sebelum Ramadan, saya sudah membuat list, apa saja yang saya targetkan untuk dikerjakan selama Ramadan berlangsung (Pernah saya tulis di SINI ). 

Target saya pada Ramadan ini, (mungkin) seperti kebanyakan kaum muslim pada umumnya, yaitu One Day One Juz (ODOP, untuk khatam Quran selama 30 hari), One Day One Post (ODOP, memposting tulisan di blog), menjaga sholat wajib berjamaah, menjaga sholat taraweh dan sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline