Tergambarkan di benak saya, bagaimana hiruk pikuk dan semarak di Stasiun Cisauk, pada lima atau sepuluh tahun mendatang. Millenials mendominasi, ada yang hangout ada yang meeting dengan kolega, membicarakan proyek sambil menikmati kopi ketika senja perlahan turun.
Ibu muda masih dengan baju kerja, sembari pulang menyempatkan mampir belanja ke pasar, membeli bahan makanan untuk dimasak buat makan malam.
Para ayah muda tak ketinggalan, berkaos oblong dan sepatu kets, memanfaatkan waktu senggang selepas kerja dengan olahraga di ruang terbuka di seputaran stasiun.
Sore itu, sungguh saya dibuat betah dan merasa nyaman, berlama-lama di Stasiun Cisauk Tangerang- Banten. Melihat bangunan megah dan keren, memiliki fasilitas lengkap, dan kini teritengrasi dengan Pasar Modern Intermoda dan Terminal Intermoda BSD -- kurang apa coba.
Setelah keluar dari pintu tap, saya disambut petunjuk arah, niscaya memudahkan pengunjung menuju tempat diinginkan. Kebetulan saya datang dan janjian bersama empat teman lainnya, dan satu diantara kami ternyata belum menunaikan sholat ashar.
Tempat ibadah kaum muslim di Stasiun Cisauk, berada di lokasi sangat strategis, disediakan sajadah, mukena, sarung serta ruangan bersih dan lega, tempat wudhu terpisah untuk ikhwan dan akhwat.
Sungguh sangat kontras, apabila dibandingkan dengan mushola sempit dan pengap yang biasa saya (atau anda) temui di beberapa lokasi publik seperti gedung perkantoran dan atau mall
Mushola di Stasiun Cisauk sungguh berbeda, bersebelahan persis dengan ruang ibu menyusui, ruang P3K dan toilet, tak jauh dari loket pembelian tiket kereta.
Di seberang loket, terdapat fasilitas lift untuk pengunjung prioritas (ibu hamil, ibu menyusui, ibu dengan balita, orang tua dan penyandang disabilitas), serta tangga jalan atau escalator.