Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Menuju Desa Bersih Narkoba dan Antisipasinya

Diperbarui: 11 Desember 2018   05:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: inilah.com

 

Selepas sekolah atas, seperti umumnya anak di desa, saya pergi merantau ke kota besar. Beberapa anak ada yang merantau, untuk alasan melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi. Sebagian lainnya, untuk mencari pekerjaan berbekal ijazah SMA dimiliki.

Meski sudah seperempat abad lebih merantau, saya tidak putus kabar tentang kampung halaman. Setidaknya seminggu sekali, melalui sambungan telepon tersiar cerita tentang desa terpencil di kaki gunung lawu ini.

Dari sekian banyak kisah, yang terjadi di kampung tercinta. Ada satu kisah cukup mengagetkan, adalah tentang anak dari tetangga jauh yang (usianya adalah kakak kelas jauh saya) mengalami ketergantungan narkoba. Mendengar hal ini saya tidak langsung percaya, mengingat seterpencil kampung halaman saya, masa bisa orang terjerat narkoba.

Kisah ini terjadi akhir tahun 90-an, saat itu narkoba belum terlalu marak diperbincangkan orang. Si ibu (yang penjual kain di pasar), schok mendapati anak kesayangan sakaw. Hingga akhirnya, si anak menghembuskan nafas terkahir pada usia 40-an.

Bagaimana ya, dengan desa jaman sekarang. Desa yang sudah maju berkat teknologi, tidak ada batas ruang dengan kota besar.

***0o0***

Acara, Forum Diskusi Trending Topic -- Antisipasi dan Solusi Permasalahan Penyalahgunaan Narkoba di Desa Dalam Rangka  Menuju Desa Bersih Narkoba- , yang diadakan BNN dan Kemendes, PDT dan Transmigrasi. Setidaknya bisa menguak pengetahuan, perihal kemungkinan desapun bisa dijadikan incaran bandar narkoba.

ki-ka : Moderator, Heru Winarko, Ansar Husein, Ali Johardi - dokumentasi pribadi

Kepala Badan Narkotika Nasional, Komisaris Jenderal Pol. Heru Winarko, dalam pemaparannya menyampaikan, desa sekarang menjadi isu sangat seksi, apalagi desa sudah mendapat kucuran dana untuk menggariahkan pembangunan. Namun sehebat apapun desa, kalau tercemar narkotika maka tidak akan ada artinya. Hampir 58 Kabupaten rawan konflik, menjadi celah masuknya pemasok narkoba. Narkoba tak ubahnya mesin pembunuh massal, hampir 30- 40 jiwa meninggal setiap harinya.

Sinergi BNN dan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, sangat strategis. Agar desa yang nantinya berdaya, tidak rusak karena peredaran narkoba yang ada di desa itu sendiri.

Warga desa juga perlu mendapat dukungan, berupa pelatihan, penyuluhan, edukasi tentang bahaya narkoba. Sekaligus bisa mengajak warga, agar lebih kreatif dan aware terhadap produk unggulan yang ada desa tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline