Saya merasakan atmosfir berbeda, setiap berinteraksi, bertemu dan atau berkumpul dengan anak-anak usia SMP. Mereka yang baru saja masuk usia puber, langkahnya masih panjang, memendarkan energi dan semangat membara. Ibarat tanaman yang masih muda, mulai bertumbuh tunas-tunas siap mekar dengan kokohnya.
Saya buktikan sendiri, pada acara nobar film animasi 'Battle of Surabaya,' di The Brezze XXI, BSD City Tangerang Selatan, akhir pekan lalu (11/8'18). Acara nonton bareng ini begitu meriah, mengajak serta ratusan siswa dari tiga sekolah, yaitu SMP Negeri 7 Serpong, MTSN 5 Pegadegan dan Sekolah Stella Maris.
Pemutaran film animasi, berlatar perjuangan kemerdekaan arek-arek Surabaya dalam merebut kemerdekaan ini terasa sangat pas. Mengingat bulan Agustus tahun ini, kita bangsa Indonesia memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-73.
Coba bayangkan dan rasakan, menyaksikan film perjuangan di bulan menjelang jelang detik-detik kemerdekaan bangsa Indonesia puluhan tahun silam. Tentu memberi dampak luar biasa, menguatkan rasa cinta tanah air. Menebalkan sikap patriotisme, tertanam di dalam dada anak muda masa depan bangsa.
Nonton bareng 'Battle of Surabaya', sekaligus menjadi rangkaian program Satu BSD (Silaturahmi Antar Umat melalui program Berdikari, Sehat dan Damai) dari Sinar Mas Land.
Sinopsis :
Dahsyatnya pengeboman kota Hirosima dan Nagasaki, pada 6- 9 Agustus 1945 oleh sekutu. Menjadi tonggak penting, bagi sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Moment menyerahnya bangsa Jepang, meyebabkan terjadinya kekosongan kekuasaan, dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan.
"Indonesia merdeka, itulah yang kudengar di RRI," kata Musa, remaja belasan tahun, tukang semir sepatu pada masa itu. Musa juga, menjadi kurir bagi perjuangan arek-arek Surabaya dan TKR dalam peristiwa pertempuran 10 November di Surabaya.
Musa dipercaya mengantar surat, dengan kode-kode rahasia yang dikombinasikan lagi-lagu keroncong dari Radio Pemberontakan Rakyat Indonesia yang didirikan Bung Tomo. Musa tidak sendiri, ada tokoh Yuma, gadis seumuran Musa yang mempunyai kisah tragis. Ayahnya hilang entah kemana, sementara ibunya dijadikan Jogun Ianfu oleh tentara Jepang.
"kita adalah anak perang, kita tidak boleh kalah dengan keadaan" sedikit penggalan dialog Yuma. Tokoh Musa dan Yuma, adalah tokoh fiktif yang diselipkan di antara tokoh nyata seperti para pejuang kemerdekaan RI.
Meskipun tokoh rekaan, kisah dua remaja ini begitu menyatu dengan suasana perang masa itu. Menggambarkan bahwa anak beranjak remaja kala itu, punya kontribusi dalam perjuangan melawan penjajah.
Batlle of Surabaya, produksi MSV Picture disutradarai oleh Aryanto Yuniawan, menampilkan Maudy Ayunda, Reza Rahardian, Jason William dan sederet nama lain sebagai pengisi suara.
Acara nobar "Battle of Surabaya," sejalan dengan program Satu BSD Sinar Mas Land. Merupakan bagian dari program sehat, khususnya sehat di bidang budaya. Menanamkan rasa cinta tanah air melalui film animasi, diharapkan anak-anak menghargai film animasi karya anak bangsa.