Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Jangan Sia-siakan Malam di Bulan Ramadan

Diperbarui: 10 Juni 2018   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam Ramadan- dokpri

 

Malam pertama Ramadan, saya menandai dengan mulainya diadakan sholat taraweh di masjid dekat rumah. Saya yakin seperti  di masjid manapun, fenomena malam pertama taraweh masjid  selalu dipenuhi oleh jamaah. Warga sekitar masjid berdatangan, sampai-sampai panitia kewalahan untuk menambah shaf. Terpal digelar di pelataran masjid, berlapis sajadah demi menampung antusias para jamaah -- Alhamdulillah.

Senang melihat situasi berlangsung, orang bersemangat berlomba beribadah di masjid. Bulan Ramadan bulan penuh berkah, begitu tampak dinantikan kehadirannya oleh umat. Bulan puasa saat pahala digandakan, ibadah sunah setara ibadah wajib, apalagi yang ibadah wajib.

Dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda " Semua amal Bani Adam akan dilipatgandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, 'kecuali puasa, maka ia untuk-KU dan AKU yang akan memberikan pahala.'

Ibarat kata kalau sholat, ngaji, zakat, umroh dan berhaji, pelakunya bisa swafoto kemudian diupload di medsos -- sangat berpotesi dicampuri unsur riya'. Namun ibadah puasa berbeda, tidak bisa dipamerkan di medsos. Sehingga hanya urusan Allah SWT dan orang yang berpuasa, yang mengetahui rahasia tersebut.

Fenomena malam pertama taraweh masih berlanjut, pada malam kedua Ramadan masjid masih penuh. Suasana beribadah terasa syahdu, ketika mendengan kata 'Amin" secara serempak dari jamaah taraweh. Dalam frekwensi yang sama, seolah kata 'Amin' menggema di sanubari.

Pada sore hari ketiga bulan Ramadan tahun ini, saya mulai ada kegiatan di daerah Cikini. Saya berhitung waktu, bagaimana cara agar tidak ketinggalan taraweh. Beruntung, di Jakarta sangat mudah menemukan masjid. Menuju lokasi acara, saya putuskan naik commuter line dan turun di stastiun Cikini. Kebetulan tidak jauh dari stasiun, -- sekitar duapuluh lima meter -- terdapat masjid yang menyelenggarakan taraweh.

Sepanjang Ramadan, acara blogger turut menyesuaikan. Kerap dimulai antara jam 15 -- 16, berakhir dengan acara berbuka puasa bersama.  Acara benar-benar selesai, sekitar setengah tujuh malam. Sementara adzan Isya lebih kurang jam 19.00, artinya masih ada jeda tigapuluh menit dari lokasi acara menuju masjid.

"Taraweh kan?" tanya saya pada seorang teman.

"Kayanya malam ini aku enggak."

Kerap kita temui di keseharian, orang yang bukber akan bablas sampai malam. Melewatkan sholat taraweh, dengan alasan bisa dikerjakan sendiri di rumah. Kalau memang benar dilakukan di rumah ya syukur, tapi yakin tetap menjaga taraweh---kebanyakan lebih banyak enggaknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline