Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Masa Kecil Anak Tidak Lama

Diperbarui: 5 April 2017   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

illustrasi- sumber pixabay(dot)com

Kedekatan anak pada orang tua, menjadi starting point yang musti diciptakan dan dimanfaatkan. Sebagai ajang bicara hati ke hati, atau berdiskusi panjang layaknya berpartner. Orang tua jangan memandang remeh, terutama keingintahuan si anak pada banyak hal.

Meski kesannya masalah remeh, sesungguhnya berarti banyak buat buah hati. Dengan memberi pengertian dengan penuh kesungguhan, kelak anak bertumbuh menjadi pribadi percaya diri.

Saya seorang ayah, berusaha membangun dan menjaga kedekatan dengan anak-anak.  Menunjukkan perhatian, dengan melibatkan diri dalam dunia mereka. Main badminton dengan jagoan, atau main ular tangga dengan gadis mungil.

Melakukan dengan senang hati, sebagai pengejawantahan rasa kedekatan itu. Dengan satu keyakinan, kedekatan yang dibangun sedini mungkin dampaknya terasa di kemudian hari.

Maka kalau mendengar rengekan anak, janganlah ayah atau ibu cepat memarahi. Kalau mendapati anak menangis histeris, janganlah ayah dan ibu justru balik menghardiknya. Anak anak pada usia balita butuh perhatian, mereka akan mencari cara semampu nalarnya.

Mungkin ayah pernah pada kondisi, saat menghadiri acara hajatan anak menangis meraung raung. Atau mungkin ibu pernah mengalami, di tengah menonton bioskop anak minta beli sop buah. Pada saat di tengah perjalanan, buah hati minta pergi buang air ke kamar kecil.

Sesaat pasti menjengkelkan, berada pada situasi yang kurang nyaman. Kerepotan mendadak menghampiri, pada kondisi yang kurang tepat. Tapi tak ada pilihan lain, kecuali turun tangan mengatasi anak yang sedang dalam masalah.

Ayah dan bunda yang super sabar, masa kecil anak anak tidaklah lama. Seiring berjalannya waktu, cepat atau lambat kedekatan fisik akan memudar. Anak anak akan menemukan dunianya sendiri, memilih agak renggang dengan ayah dan ibunya.

Yang biasanya kemana mana glendotan, tiba-tiba ingin jalan agak berjarak. Biasanya kemana ayahanda pergi anak ikut, pada saatnya anak tidak mau diajak meskipun dipaksa. Mereka lebih memilih bermain dengan teman, tak lagi tergiur dengan bujukan membeli ice cream kesayangan.

Semakin bertambah usia anak, perlu dicari metode agar tetap terjaga kedekatan itu. Menginjak usia puluhan (biasanya kelas tiga), mulai risih dipeluk atau dibelai di depan umum. Mereka mulai punya argumentasi sendiri, atas pilihan sikap yang dipilihnya. Mereka mulai berani mengambil keputusan, sekaligus belajar menerima dan menjalani konsekwensinya.

Orang tualah yang harus berubah, mau mengembangkan diri dan mencari ilmunya. Orang tua dituntut menyesuaikan diri, terhadap anak anak yang mulai berkembang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline