Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Jangan Remehkan Janji pada Anak

Diperbarui: 16 Maret 2017   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ayah dan anak- dokpri

Sebagus apapun nasehat tersampaikan, tiada arti ketika penyampainya berkhianat. Lunturlah wibawa si penasehat, ketika ucapannya dilanggar sendiri. Seindah apapun bahasa terangkai, hilang makna ketika si pengucap mengingkari yang diucapkan.

Abdullah bin Amir berkata, Ibu memanggil saya, sementara Rasulullah berada di rumah kami.

“Anakku kemarilah! Saya akan memberi sesuatu kepadamu.”

Rasul bertanya,” Apakah yang hendak engkau berikan kepadanya?”

“Kurma”

Beliau pun bersabda, “Jika engkau tidak memberi sesuatu, maka telah ditulis satu dusta bagimu.”

Menilik kisah yang sederhana itu, jelas sekali penilaian Rasulullah. Sikap tidak memenuhi janji pada anak termasuk dusta, jangan menganggap remeh janji kepada buah hati.

Janji itu sesuatu yang serius, sebegitu seriusnya hingga dampak bagi pengingkar janji jauh lebih serius. Hilang wibawa para pendusta, lenyap kepercayaan pada orang yang tak bisa dipegang  janji.

-o0o-

Menjelang tidur, kala itu sulung saya baru empat tahun. Kebiasaan kami cuci kaki dan gosok gigi, saya ayahnya mendampingi di kamar mandi.

Malam itu ada yang berubah, lelaki kecil sedang meluapkan emosi. Sudut alis saling mendekat, ujung hidung terangkat hendak menyentuh ujung alis. Bibir tipis bergetar, rangkaian kalimat seolah siap diberondongkan. Kata kata itu masih saja ditahan, menunggu waktu tepat memuntahkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline