Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

[Review Film Salawaku] Ketika Cinta Menjadi Energi

Diperbarui: 24 Februari 2017   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber www.goodnewsformindonesia.id

Bentangan laut dengan warna air membiru, sebuah sampan sederhana membelah di tengah. Kecipak air pada ombak tenang, menggiring sampan bergerak sedikit demi sedikit ke depan. Bukit karang muncul di pinggiran, mematung tegar tak goyah deburan. Sungguh memanjakan indera penglihatan, ketika penonton diajak melihat dari udara.

Tampak perempuan muda, bergegas mengayuh dayung seorang diri. Pada wajah terbakar terik, terbias raut ketakutan yang sangat. Berkejaran nafas tersengal, seolah ada yang menghantui perasaan.

Binaiya nama perempuan malang, berlari mengasingkan diri dari kampungnya. Atas kesalahan yang dibuat, telah mencoreng nama baik diri menjadi buah mulut warga.

Salawaku lelaki tanggung, pergi mencari kakak perempuan yang pergi. Salawaku menempuh perjalanan jauh, mencapai tempat yang belum dijamahnya. Pada tengah perjalanan bertemu Saras, remaja Jakarta sedang berlibur.

Sebagai dua orang asing, keduanya memiliki perbedaan usia beda tujuan dan karakter. Keadaan semakin rumit, ketika Kawanua datang di tengah perjalanan. Rasa cinta, memompa energi Salawaku mencari kakaknya. Rasa cinta pula, menumbuhkan keberanian lelaki jelang puber ini.

Kompasianers musti nonton film Salawaku, untuk membuktikan isi tulisan saya di atas—hehehe. Serentak diputar di bioskop tanah air, mulai tanggal 23 Februari 2017.

-0o0-

Eksotis, satu kata yang terlintas di benak saya. Pemandangan pulau Seram Maluku, begitu keren tak kalah dengan panorama daerah lain di Indonesia. Pepohonan menghijau, pucuk daun padi tertiup angin, laut bersih membentang, bebukitan ranum, keindahan taman bawah laut, sungguh begitu memukau pemandangan. Oh Indonesiaku yang permai, bak tempat penuh cukilan nirwana.

Prigtagita Arianegara selaku Sutradara, tampak sangat detil dalam memilih lokasi adegan per adegan film Salawaku. Setiap scene yang ditampilkan, tak urung mengundang decak pada latar alamnya. Atas kerjasama yang apik ini, mengantar nama Faozan Rizal sebagai Pengarah Sinematografi terbaik FFi 2016 untuk film Salawaku.

sumber, youtube.com

Akting sangat prima, ditunjukkan oleh Raihannun yang beperan sebagai Binaiya. Perempuan berdarah Bugis Minang ini, tampil memukau seperti gadis asli Maluku.

Pada garis dan warna kulit wajah, pada tebal bibir, gaya rambut berombak, sungguh merepresentasikan warga Pulau Seram. Dialek maluku beserta bahasa daerah, berhasil ditaklukkan oleh istri Teddy Soeriatmaja. Saya sempat pangling, sambil memastikan pada teman di kursi sebelah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline