Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Ganteng, tetapi Kok Belum Married?

Diperbarui: 15 Januari 2017   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi-dokpri

Saya pernah punya teman kantor, memiliki postur tubuh tinggi besar. Sebagai pekerja di divisi marketing, selain gaji pokok tentu mendapat komisi untuk setiap penjualan. Menilik dari wajah, bisa dikelompokkan dalam kategori ganteng. Soal penampilan jangan tanya, pakaian yang dikenakan berganti-ganti seperti pekerja kantoran umumnya.

Pada usia mendekati empat puluh, lelaki yang sudah disapa "pak" ini belum menikah. Entahlah apa sebab dan alasannya, saya tidak pernah bertanya secara langsung. Namun beberapa teman perempuan berpendapat, si teman lelaki ini kurang bisa mengambil hati perempuan. Terlalu keukeuh dengan pendapat sendiri, kurang mau mendengar apa yang disampaikan orang lain-- mungkin simplenya keras kepala.

Pada saat yang sama, masih berada di atap kantor yang sama. Ada seorang teman office boy, perawakannya kecil berkulit gelap dengan wajah standard. Dalam keseharian bekerja, si office boy bajunya dari itu ke itu, sangat mudah dikenali meski sekelebatan dia lewat tanpa terlihat muka-- karena dikenali dari baju yang dipakai.

Pada usia 26 tahun teman office boy mengundang teman sekantor, datang pada resepsi pernikahannya. Selang lima bulan setelah pesta sederhana di rumahnya, tersiar kabar istrinya sedang hamil muda.

Ganteng dan tidak ganteng, tentu tidak bisa dijadikan ukuran. Belum tentu yang berwajah ganteng, mendapat jaminan menikah lebih dulu. Sementara yang kurang ganteng, juga belum tentu lebih lambat menikah.

Dalam sebuah pernikahan, fisik bukan hal utama yang bisa dijadikan ukuran. Ada yang jauh lebih penting dari sekedar tampilan, yaitu kesiapan mental, berani berkomitmen dan berani melangkah mengambil keputusan.

Selebihnya bisa diupayakan bersama, setelah prosesi pernikahan dilangsungkan. Misalnya dari sisi materi, tugas suami menjemput rejeki dengan dukungan  istri. Kemudian bagaimana rumah tangga, bisa dirundingkan bersama suami dan istri. Bagaimana mengelola keuangan, bisa dicari formula yang sesuai atas kesepakatan bersama, dan seterusnya dan seterusnya.

Berdasarkan pengalaman pribadi nih, semua berjalan secara alami dan terjadi proses learning by doing. Asal masing-masing tidak egois saja, semua bisa berjalan dengan baik--insyaallah.

Ganteng Belum Menikah

Suatu saat seorang keponakan curhat, "Om, aku ini kok belum laku-laku ya"

Padahal keponakan ini cukup ganteng, bahkan bisa dibilang mirip selebritis--hehehe. Sebagai orang yang dicurhati saya memberi saran, tidak terlalu pemilih dan tidak pasang standart terlalu tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline