Kompasiana dan Kompasianer
Siapa tak kenal Kompasiana, sebuah platfoam blog yang mewadahi blogger yang kemudian disebut Kompasianer. Melalui Kompasiana, Kompasianer bisa menyampaikan ide, gagasan, opini, saran atau kritik bahkan keluhan akan layanan publik.
Lebih kurang tiga tahun saya ngeblog di Kompasiana, silih berganti peristiwa dan kesempatan mewarnai perjalanan. Bertambah pertemanan, bertambah kesempatan mengikuti kegiatan offline maupun online. Tentu tak ketinggalan peluang mengembangkan diri, memperbanyak pengetahuan dalam hal tulis menulis.
Melalui Kompasiana, tulisan Kompasianers terbukti memberi dampak perubahan, baik bagi pembaca atau pihak yang sedang dijadikan bahan tulisan. Dampak berupa inspirasi kepada yang memerlukan, atau fungsi koreksi bagi pihak sedang dikritisi atas kelalaian yang dilakukan.
Anda mungkin masih ingat, keluhan yang ditulis oleh seorang Kompasianer yang bermukim di Batam. Kejadian dengan sebuah Bank Swasta, kala itu Saldo di ATM nya tiba-tiba berkurang. Prosedur normal telah dilakukan, dengan mendatangi dan melapor ke bagian Customer Service Bank yang bersangkutan.
Pihak Bank melakukan penyangkalan, menunjukkan terjadinya transaksi pada hari dan jam tertentu. Karena pelapor tidak merasa bertransaksi, maka terjadi penyangkalan atas penyangkalan. Kemudian ditulislah kronologis kejadian per kejadian, dengan bukti yang ada dipublish di Kompasiana.
Hasilnya, langsung mendapat respon susulan. Pihak yang dikritisi melakukan penelusuran dan investigasi ulang, tentu lebih serius dan mendalam. Tak sampai hitungan seminggu persoalan kelar, saldo di rekening Kompasianer kembali utuh.
Kisah mirip juga dialami Kompasianer asal Tangsel, protes terhadap layanan sebuah Hotel di kota Bogor. Waktu menginap bersama keluarga di hotel tersebut, mendapati kamar yang ditinggali penuh serangga.
Setelah melakukan komplain, dipingpong tidak mendapat penyelesaian dengan baik. Bahkan orang yang menghadapi si Kompasianers, bukan bagian yang semestinya menangani.
Dengan bukti berupa foto dan percakapan via chatting, menulis di Kompasiana menjadi langkah selanjutnya. Sontak jajaran top management hotel turun tangan, berunding dengan Kompasianer, mencari jalan tengah disepakati dua belah pihak.
Kompasiana telah menjadi wadah, bagi Kompasianer yang tersebar di seluruh dunia. Menilik dua contoh di atas, terbukti Kompasiana mampu mewakili dan menyuarakan, tentang apa yang dilihat, didengar dan dirasakan oleh Kompasianer. Tulisan yang dituangkan berupa opini atau reportase Kompasianer, adalah ulasan yang berdasarkan pandangan atau pengalaman pribadi.