Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Pilih Tinggal di Rumah Mertua atau Ngontrak?

Diperbarui: 3 Januari 2017   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi-dokpri

Setelah pesta pernikahan dilangsungkan, terbentang sudah jalan menuju kehidupan nyata. Sebagai pasangan suami istri baru, tentu masih sangat banyak "pekerjaan rumah" menunggu.

Okelah, mungkin ada saat menikmati bulan madu. Masa indah yang sudah semestinya direguk, sebelum pahit getir kehidupan dihadapi berdua. Namun masa itu akan lewat, terus berjalan berganti dengan masa yang baru berikutnya dengan cita rasa berbeda.

Ada kebutuhan mutlak dan harus dipenuhi, adalah di mana berdua suami dan istri musti tinggal. Sebagai sebuah keluarga, sudah sepantasnya memiliki kediaman terpisah dari orang tua.

Kalau memang sudah punya rumah sebelum menikah, selesai sudah masalah. Tapi bagi yang masih sama-sama merintis dari nol, menjadi kesempatan berdua mencari jalan keluar.

"Sudah, tinggal di rumah ibu/bapak saja"

Mungkin ada tipe orang tua, menyediakan satu ruangan khusus (biasanya kamar) untuk anak dan menantunya.

Beragam alasan ada di balik ajakan tersebut, bisa jadi hanya anak semata wayang dimiliki, atau memang kebetulan memiliki rumah luas dengan banyak kamar, atau anak yang baru menikah adalah anak kesayangan, atau ada alasan lain yang tidak diketahui, atau.., silakan lanjutkan sendiri.

Ajakan menetap di rumah orang tua, kepada anak yang sudah menikah memang sangat wajar adanya. Pada umumnya, mereka belum siap melepas pergi sang anak. Padahal siapapun tak akan pernah siap, kalau tidak memaksakan diri siap atau dipaksa keadaan.

Kalau si anak manut-manut saja dan disetujui pasangan, tak mustahil menetap di rumah ibu dan ayah menjadi pilihan. Tapi kalau pasangan ternyata tidak setuju, musti mencari formula yang tepat untuk menyenangkan semua pihak.

Tinggal bersama di rumah orang tua, mungkin tidak terlalu masalah bagi anak kandung, Sementara bagi anak menantu, tentu akan menangung perasaan kurang leluasa atau kurang nyaman.

Illustrasi-dokpri

Bagaimanapun juga, ada adat kebiasaan yang belum diketahui sang menantu. Karakter sang mertua juga belum nampak aslinya, sehingga menuntut menantu meraba-raba kemauan mertua.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline