Acara Kafe BCA kembali digelar, di Menara BCA kawasan Thamrin Jakarta. Acara yang diadakan tiga bulan sekali ini cukup menarik, pada kali ketiga ini mengetengahkan tema kekinian. Saya bersama kompasianers lain hadir pada senin 19-sept'16, mengikuti topik "OK (Orang Kreatif) Generasi Kekuatan Baru Ekonomi Indonesia"
Bapak Jahja Setiaadmaja, selaku Presiden Direktur BCAmenyampaikan pada awal acara "Sikap atau perilaku kreatif menjadi satu syarat, agar seseorang bisa sukses atau berhasil di hari kemudian. Kalau hanya copy paste saja tanpa creatifity , dijamin tidak akan bisa berkembang. Kreatifitas harus timbul dari diri, berani think out of the box tidak boleh terpaku pada pakem yang ada".
Kreatifitas di Indonesia saat ini luar biasa berkembang, hal ini terbantu dengan kehadiran teknologi. Kompasianers bisa rasakan sendiri, medsos seperti Facebook, Twiteer, Blackbeery, Watsup, Path, Line, kini muncul BIGO Live, Nono Live, sebagai kenyataan teknologi yang kasat mata terlihat. Medsos saling menghubungkan teman dan saudara, baik yang lama maupun orang baru. Keterhubungan inilah, tak dipungkiri berkat kehadiran teknologi.
"Yang penting dipikirkan, adalah bagaimana suatu sistem bisa membangun komunitas. Kemudian tercipta iklim berkompetisi, bagaimana membangkitkan dan meng- encourage orang berkreasi. Kita tidak boleh sinis pada suatu penemuan, tapi cari arah positif yang memiliki value buat diri sendiri" Tambah Pak Jahja Setiaadmaja.
Masa depan ekonomi indonesia, salah satunya tergantung dari kreatifitas. BCA sangat mendukung, pengembangan industri kreatif di Indonesia. BCA melalui misi CSR nya, bisa mensupport industri kreatif. Meski sebenarnya dari segi kredit Bank, sampai saat ini belum bisa masuk sektor industri kreatif.
Kenapa?
Kreatifitas adalah bisnis yang menjanjikan pada masa depan, sementara aturan perbankan harus melihat track record dan musti ada performance nyata. Tapi hal ini bisa dirombak, kalau ada motor dari pemerintah yang memberikan semacam garansi.
-0o0-
Membincang industri kreatif, mungkin kompasianers sudah bisa mempersepsikan sendiri di benak. Betapa dalam keseharian, kita tanpa sadar sudah berkreasi. Coba saja bayangkan, kalau anak susah makan ibu mengkreasi makanan agar lebih menarik. Misalnya nasi dibentuk bulat, lauk pauk diiris bulat atau tipis agar anak bangkit selera makannya.
Kalau kreatifitas semacam ini terus diaplikasikan, terutama pada aspek kehidupan lainnya. Betapa naluri kreatifitas akan terbentuk, sehingga terbiasa mencari solusi setiap menghadapi masalah.
Perbincangan inspiratif Kafe BCA, yang dimoderatori Fajar Anugerah berlanjut pada sesi kedua. Menghadirkan Ibu Erda Rindrasih, beliau adalah Pakar dan Pengamat Ekonomi Kreatif dari Pusat Studi UGM.