Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Kaplores Menanggapi Cirebon Kota Tilang

Diperbarui: 28 Februari 2016   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sudut Kota Cirebon (dokpri)"][/caption]Rangkaian perjalanan saya bersama rekan media ke Cirebon, diisi dengan aneka kegiatan produktif. Semua program dikemas dengan menarik, diarahkan untuk mengasah jiwa liputan. Tantangan yang diadakan tak kalah memacu semangat, adalah membuat video cityzen jurnalist selama kegiatan. Saya yang terbiasa reportase berupa tulisan di Kompasiana,  berkesempatan belajar sangat banyak membuat liputan video.

Setiap kunjungan di berbagai tempat, selalu kami manfaatkan sebaik-baiknya. Hal ini tampak ketika mengunjungi situs bersejarah, pemandu wisata tak dibiarkan sekedar menjelaskan. Mereka justru memiliki fungsi lebih, menjawab pertanyaan ketika rekan journalist didera penasaran. Setiap yang dijelaskan oleh pemandu, justru memicu pertanyaan baru dari peserta.

Pihak penyelenggara terkesan sangat tanggap, berkoordinasi dengan pengelola lokasi yang hendak dituju. Maka bagi saya begitu sangat surpirse, ketika berkunjung di Keraton kasepuhan bisa bersua lagsung dengan Sultan Cirebon.  Sang Sultan cukup antusias menyambut, kedatangan kami bak tamu keraton. Prosesi lengkap seperti tarian selamat datang, ucapan sambutan sampai jamuan makan siang. Semua protokoler layaknya sebuah keraton, lengkap dengan pembawa acara yang suaranya empuk di dengar. (Btw, saya jadi ingat waktu 100 kompasianer diundang ke Istana)

Pun saat membahas satu program televisi berkaitan dengan polisi, narsumnya langsung Kapolres Cirebon AKBP Sugeng Hariyanto S.Ik.,M.Hum. hadir disela kesibukkan (kereen). Dua polwan pengisi acara televisi, juga datang berbagi cerita. Bagaimana mereka bisa terlibat, serta proses pembuatan program yang mendapat perhatian masyarakat ini.

Masih belum selesai kawan's, kunjungan ke batik Trustmi langsung bersua dengan mbak Sally Giovanni sang owner. Pun ketika makan siang di Empal Gentong, Haji Bastoni selaku pemilik juga kami wawancarai.

00o00

Gerimis menyapa kota Cirebon, ketika kami sampai di museum Linggarjati. Tempat bersejarah ini tentu sudah tidak asing, mengisi buku sejarah perjuangan bangsa. Kala itu founding fahter bangsa ini, mengadakan perjuangan diplomasi. Sutan Sjahrir bersama team, bertekad agar Indonesia mendapat pengakuan atas kedaulatan sebagai bangsa. Ketika sudah berdaulat, otomatis kedudukan sejajar dengan bangsa lain.

[caption caption="Museum Linggarjati (dokpri)"]

[/caption]Sekitar enampuluh menit berada di museum Linggarjati, air deras tumpah dari langit. Bus yang pengantar mendekat teras museum, agar kami bisa dengan mudah masuk. Membaca di papan museum, Lingarjati sudah masuk daerah kuningan. Waktu tempuh menuju cirebon sekitar satu jam, kami sampai di hotel tempat menginap.

Cirebon Kota Tilang?

Kekuatan medsos sangat dahsyat tak diragukan, berhasil membentuk opini masyarakat. Istilah Cirebon kota tilang sendiri, juga lahir dari media sosial facebook. Masyarakat awam yang mungkin belum ke Cirebon, serta merta ikut-ikutan memakai istilah tersebut.

Jumat malam kami mendapat sesi spesial, talkshow bersama Kapolres Cirebon AKBP Sugeng Hariyanto. Acara yang dipandu mas Bowo, mengulas sekaligus (lebih tepatnya) ingin klarifikasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline