Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Menjelajah Situs Bersejarah di Cirebon

Diperbarui: 27 Februari 2016   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Keraton Kasepuhan Cirebon (dokpri)"][/caption]

Apa yang mampir di benak, ketika mendengar kota Cirebon?

Kota Udang, Batik Trusmi, Nasi Jamblang, Empal Genthong,  Tahu Genjrot, Kraton Kasepuhan,  Gua Sunyaraji, Sunan Gunung Jati, silakan teruskan sendiri. Semua kata yang muncul, sama sekali tidak ada yang salah. Namun akhirnya, saya punya kesempatan membuktikan sendiri. Ketika langkah kaki ini mengayun, diperkenankan menginjak bumi Cirebon.

Jumat ini saya bersama teman-teman media, menjelajah pesona Cirebon. Kami satu rombongan baru kenal dan ketemu, tapi rasanya tak terlalu canggung dan cepat akrab. Apalagi kesamaan dalam hal menulis, ujungnya hobypun sama yaitu membaca.

Jarum pendek menunjukkan angka sembilan, saatnya kami berangkat mengeksplorasi Cirebon. Tentu saja waktu sehari, tak akan cukup menuntaskan semua rasa penasaran. Hanya beberapa tempat dikunjungi, namun keseruannya tetap terasa.

Gua Sunyaragi

Berlokasi di kelurahan Sunyaragi, artinya Sunya adalah sunyi/ sepi dan ragi adalah raga. Sunyaragi berarti, tempat raga menyepi atau bertapa. Gua ini konon sebagai tempat menyepi(bertapa) Sultan, serta tempat beristirahat keluarga keraton.

Pak Nurmas Argadikusuma, kakek 70 tahun berbeskap putih menjadi pemandu kami siang itu. Pengatahuan beliau yang luar biasa tentang gua ini, membuat kami bisa bertanya banyak hal.

"kenapa Pak pintu di gua kok dibuat pendek?" seorang teman media mengajukan pertanyaan.

Karena pintu yang pendek, memungkinkan orang yang melewati  harus jalan merunduk. Nah dalam budaya cirebon, posisi merunduk sebagai bentuk penghormatan.

Dahulu kala Gua Sunyaraji sebagai taman air, dikelilingi oleh danau jati. Terbagi menjadi dua kompleks, yaitu pesanggrahan dan bangunan gua. Bangunan yang dominan terbuat dari batu laut, terlihat masih sangat kokoh dan rekat. Hiasan yang masih dapat disaksikan, adalah patung garuda, patung gajah dan patung perawan Sunti. Bagian luar komplek, bermotif batu karang dan awan. Pintu gerbang luar, berbentuk candi bentar dan pintu di dalamnya berbentuk paduraksa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline