[caption id="attachment_415358" align="aligncenter" width="549" caption="Tom Yum yang sueger di Thai Alley (dokpri)"][/caption]
"Rejeki memang tidak kemana" ujarsingkat istri sambil tersenyum,sesaat setelahmendengar kabar nama saya tercantum. Dalam pengumuman pemenang blog competition, kerjasama Kompasiana dengan Retaurant Thai Alley. Menjelang isya' Bu Ambar dari pihak Thai Alley menelpon, setelah sebelumnya Mbak Kiki dari Kompasiana berkoordinasi pada waktu sore. Secara khusus memberi ucapan selamat, sekaligus mengabarkan mekanisme bagi pemenang blogcomp. Saya yang sedang mengendarai roda dua, terpaksa merapat ke trotoar berusaha mendengar suara dari ujung telepon. Daerah Arteri Pondok Indah yang padat tak terhindarkan, bertepatan dengan jam pulang kantor. Deru mesin kendaraan lewat terlampau bising, terpaksa sepotong sepotong suara saya tangkap. Saya mengira-ngira maksud bu Ambar, sambil tak begitu yakin perkiraan saya benar. Pada ujung pembicaraan saya sampaikan, kalau ada yang kurang jelas sewaktu waktu saya hubungi. Bu Ambar mengiyakan keinginan saya, dan berpesan agar datang tepat waktu pada saat acara. Namun akhirnya saya chatt Mbak Dewi Puspa, beliau yang juga pemenang sudah dihubungi Thai Alley. Memberi garis besar mekanisme, serta sedikit teknis yang sudah ditentutkan.
Kemenangan ini saya persembahkan sepenuh untuk istri, bahkan ide artikel juga berkat urun campurnya juga. Istri bersedia praktek membuat Tom Yum, kemudian menjelaskan tahapan dan diabadikan dalam gambar. Hasil masakan memang relatif pas di lidah, namun saya yakin cita rasa tom yum asli pasti lain. Maka setelah menuangkan pikiran dalam tulisan, berharap cemas menjadi satu diantara enam pemenang. Namun selalu saya mempersiapkan diri, kalau kalau nama tidak menjadi pemenang. Saya pribadi memang berharap menang, tapi cukup tahu diri tidak terlalu muluk muluk. Mengingat kompasianers lain lebih handal menuangkan ide, dan pengalaman pribadi berulang ikut blogcomp dan tidak menang.
[caption id="attachment_415360" align="aligncenter" width="537" caption="Suasana Thai Alley GanCit (dokpri)"]
[/caption]
Maka ketika dinyatakan menjadi yang beruntung, perasaan saya tidak terlalu melonjak girang akibat seringnya kalah. Sebuah kalimat mutiara pernah saya baca, "Orang sukses lebih banyak gagalnya dari pada orang gagal". Maka saya siap menang pun terlebih siap kalah, usai berusaha mempersembahkan terbaik yang bisa dilakukan.
*******
[caption id="attachment_415359" align="aligncenter" width="538" caption="Thai Alley Gandarai City (dokpri) "]
[/caption]
Saya mengambil waktu lunch di Gandari City, mengajak istri dan bungsu yang hendak masuk TK. Sampai di lokasi lebih cepat sepuluh menit, dipersilakan masuk dan duduk di ruang VIP. Keistimewaan tamu diruangan ini, tak perlu mengantri terlalu lama untuk pesan menu. Mejanya hanya beberapa saja jadi lebih relaks, fasilitas eat for free ada perbedaan dengan non VIP. Total tersedia 15 menu pilihan secara free, dan aneka minuman juga free utk VIP. Sementara untukundangan non VIP, hanya free makanan sedang minuman terkena charge.
Suasana Thai Alley cukup lain dari yang lain, sebuah gamba karikatur gajah memenuhi dinding. Dinding pembatas terbuat dari gebyok (papan), dilapisi cat warna merah hijau tipis tak rata. Pintu dan jendela dengan dua daun dibiarkan terbuka, sekilas mirip model pintu dan jendela rumah di desa saya. Meja dan kursi juga dari papan tak terlalu halus,dengan warna cat serupa dengan dinding. Saya hanya diam diam membatin, mungkin diadop dari suasana asli di Thailand.
[caption id="attachment_415363" align="aligncenter" width="552" caption="Phad Thai di Thai Alley (dokpri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_415361" align="aligncenter" width="586" caption="Man Cham di Thai Alley (dokpri)"]
[/caption]
Mendekati jarum jam berhimpit diangka duabelas, suasana retaurant bertambah ramai. Pesanan mulai berdatangan satu persatu, memenuhi meja tamu undangan. Saya dan istri sudah memesan dari awal, siap segera menikmati dan membayar rasa penasaran.
Sup Tom Yum adalah menu yang mengundang keingintahuan, prasangka kami tak sedikitpun meleset. Tom Yum ala Thai Alley sangat segar, rasa asamnya kental sampai sruputan kuah terakhir. Bumbu bumbu dipotong sangat mencolok, membuat cita rasa udang dan jamur menjadi lebih nikmat. Alhasil ketika kuah di mangkok saji ludes, masih menyisakan potongan bumbu.
Phad Thai atau mie ala Thailand yang terkenal, rasanya kurang pas dilidah saya. Mungkin karena bumbunya terlalu medhok, irisan dan rasa tahu kurang menarik (menurut saya). Untung pada Phad Thai terdapat tauge bersanding isi cabe, menurut saya fungsinya seperti acar (timun diris campur cabe) jadi rasanya terselamatkan. Mungkin juga masalah selera saja, Kompasianers lain bisa jadi justru menggemari Phad Thai.
[caption id="attachment_415364" align="aligncenter" width="573" caption="Green Tea Latte (dokpri)"]
[/caption]
Menu lain yang terpesan yaitu Pad Prik Pao Talay, tumisan dari seafood seperti udang, cumi, ikan laut bersama bawang bombai. Menu ini menjadi favorit saya dan istri, bahkan irisan bawang bombai kami habiskan tak bersisa. Bumbu bumbu yang menyatu dengan kuah, potongan seafood yang sedang. Menikmatinya terasa begitu pas, porsinya cukup tak kebanyakan atau terlalu sedikit.
Ghai Hor Bai Toey adalah ayam bakar, sebelumnya dibungkus dengan daun pandan. Bumbunya terasa meresap dalam daging ayam, tingkat kematangan pembakaran juga pas. Tekstur daging ayam menjelma lembut, mudah terurai dengan ujung sendok sekalipun. Satu porsi isinya tiga potong ayam, pas buat kami bertiga masing masing satu.
[caption id="attachment_415367" align="aligncenter" width="557" caption="Gai Yang di Thai Alley (dokpri)"]
[/caption]
Kemudian Gai Yang atau ayam bakar, dipadu dengan bumbu seperti rendang (tapi bumbunya tipis). Lagi lagi bumbunya sangat medhok, terutama yang menempel di kulit ayam. Seperti ada rasa blackpeppernya, jadi agak ada pedas pedas sedikit. Si kecil sama sekali tidak tertarik, sekali menguyah langsung minta dilepeh. Tapi tetap juga habis kami nikmati, dagingnya empuk dan kulitnya nikmat yang pasti enak.
Satu lagi makanan istimewa bernamaMan Cham,adalah singkong yang dikukus kemudian diberi santan kental. Terus terang saya favorit banget, singkong yang diungkep dan dikukus matang. Sangat empuk dan pas di lidah, campuran santan kental tidak manis. Menghadirkan sensasi rasa sedikit asin, namun mengandung unsur rasa gurih di lidah. Satu piring saji Man Cham, kami nikmati bertiga sampai tak bersisa.
[caption id="attachment_415370" align="aligncenter" width="488" caption="Samui di Thai Alley (dokpri)"]
[/caption]
Adapun minuman kami pesan Rayong, minuman mengandung buah peach yang segar. Untuk si kecil kami pesan porsi gelas kecil, Samui terdiri campuran potongan melon, jeruk, leci ditambah sirup. Green Tea Latte Hot adalah teh hijau yang diberi campuran susu, berfungsi untuk menguangi rasa sepat teh. Tak ada rasa manis menyentuh lidah, karena dihidangkan no sugar. Krabi adalah minuman dingin dengan rasa sereh dominan, dengan rasa hangat diakhir karena campuran jahe. Tak lupa untuk menetralisir semua rasa, kami memesan air mineral di ujung santap siang.
******
Ada ketentuan bagi undangan di meja VIP, namun terus terang memberi tantangan tersendiri. Pemesanan semua makanan hanya sekali di awal, undangan bisa memesan makanan dan minuman sebanyak yang dimau. Semua pemesanan dijamin free alias gratis oleh Thai Alley, namun jangan terlampau senang dulu. Tamu undangan musti tetap berhati hati, apabila pesanan tidak dihabiskan akan dikenakan charge. Kebijakkan ini menurut saya sangat adil, agar undangan bisa mengira ngira kapasitas perut sendiri (hheehee)
[caption id="attachment_415366" align="aligncenter" width="477" caption="Voucger dari Thai Alley (dokpri)"]
[/caption]
Selama acara Eat For Free at Thai Alley, undangan dipersilakan share ke instagram dan twitter. Dengan syarat dan ketentuan yang sudah dibagikan, dimention dan diberi hastag yang ditentukan pula. Proses share via media sosial ternyata dipantau, pihak Thai Alley memberi tambahan voucher bagi undangan. Saya yang sudah share lewat Instagram dan twitter, mendapat dua lebar voucher masing masing senilai 50 ribu.
Saya istri dan anak cukup puas dengan lunch, dalam program Eat For Free Thai Alley. Bahkan pada kesempatan yang sama, saya dan istri diminta testimoni oleh crew yang meliput acara ini.
Sungguh pengalaman bersantap siang di Thai Alley mengesankan, suasana restaurant yang unik, pelayanan yang ramah dan variasi makanan yang kaya. Rasa penasaran kami seolah tertuntaskan, dan cita rasa Tom Yum sebenarnya ada di Thai Alley. Selamat Hari Ulang Tahun Thai Alley yang ke tiga, sukses selalu dan mendapat temppat di hati konsumen. Tak lupa kami haturkan banyak terima kasih, untuk Kompasiana atas pengalaman yang luar biasa. (salam)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H