[caption id="attachment_378274" align="aligncenter" width="657" caption="Situ Bungur (dokpri)"][/caption]
Fungsi situ adalah untuk sirkulasi air agar air tetap dalam kondisi baik, keberadaan situ memanglah tak bisa dipandang sebelah mata. Tahun 2009 yang lalu media sempat heboh dengan jebolnya tanggul Situ Gintung kala itu menelan korban jiwa bahkan. Pasca tsunami lima tahun yang lalu,Situ Gintung tampak berbenah diri dan tampil lebih cantik. Kini kehidupan warga sekitar Situ Gintung sudah normal dan mulai menggeliat, masyarakat sudah merasa aman dan beraktifitas seperti biasa. Bangunan kokoh yang dibangun sebagai pengganti tanggul yang jebol, diprediksi akan sanggup menahan jumlah debit air dalam skala besar.
Ada 9 situ yang tersebar di beberapa wilayah Tangsel, beberapa diantaranya musti mendapat perhatian khusus. Situ yang pernah saya angkat pada tulisan di forum ini adalah Situ Rompong, kondisinya sangat memprihatinkan (detil artikel silakan; Situ Rompong Butuh Perhatian Lebih ) . Satu lagi Situ yang musti mendapat perhatian, mumpung belum terlantar adalah Situ Bungur. Situ ini kondisinya lebih bagus di banding Situ Rompong, namun kalau diabaikan saya kawatir akan bernasib sama dengan Situ Rompong.
[caption id="attachment_378278" align="aligncenter" width="566" caption="Situ BUngur (dokpri)"]
[/caption]
Pada Oktober yang lalu Situ Bungur menyelenggarakan Pesta rakyat Situ Bungur. Sebagai wujud kecintaan saya pada Tangsel, sempat saya posting pada artikel ( Semarak Pesta Rakyat Situ Bungur (Bingkai Foto ).
Pada acara ini diselenggarakan beberapa kegiatan, sepertiKhitanan massal, pengobatan gratis, Pentas Kesenian Tradisional, lomba dayung, lomba mulung sampah. Situ yang semula biasanya adem ayem ini, menjelang pesta terlihat mulai berbenah diri. Seorang anggota panitia yang saya jumpai saat persiapan, berujar bahwa Situ Bungur masih relatif kurang perhatian dari instansi terkait. Dalam menjaga kebersihan Situ secara berkala, justru komunitas ini berinisiatif sendiri.
[caption id="attachment_378277" align="aligncenter" width="573" caption="sampah di Situ Bungur (dokpri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_378279" align="aligncenter" width="560" caption="paralon pembuangan air bekas cuci dan mandi (dokpri)"]
[/caption]
Kebiasaan masyarakat membuang sampah, masih jauh dari kata sadar. Belum lagi pembuangan limbah buangan air dari rumah tangga, terlihat paralon pembuangan mengalir dari rumah ke dalam situ. Air sabun bekas cuci baju atau peralatan dapur, membuat bau tak sedap dari dalam air menyebar di area Situ. Kebiasaan yang terlihat kecil ini, apabila tak segera ditindak lanjuti niscaya akan berdampak buruk. Kualitas air lama kelamaan akan kotor dan semakin busuk, warna kehijauan yang muncul karena lumut. Kebiasaan membuang sampah dari warga sekitar, tentu akan terasa dampaknya di kemudian hari. Biasanya sampah yang masuk ke dalam Situ lama lama mengendap, hasil endapan sampah membuat lumpur di dasar Situ terangkat. Apabila hal ini terjadi secara terus menerus, maka Situ akan mengalami pendangkalan.
[caption id="attachment_378280" align="aligncenter" width="617" caption="Perahu Karet (dokpri)"]
[/caption]
Sarana penunjang kebersihan juga kurang diutamakan, perahu karet yang tampak digunakan membersihkan sampah (sepengetahuan saya) hanya terlihat sekali ini. Ada baiknya apabila upaya pembersihan dilakukan secara rutin, mungkin bisa koordinasi dengan RT / RW sekitar. Menggerakkan warga untuk kerja bakti rutin mingguan, sesekali di jadwal gotong royong di sekitar Situ.
*****
Mengacu pada semboyan Tangsel CMORE atau Cerdas Modern Religius, saya rasa perlu pengaplikasian semboyan ini lebih masif. Dalam konteks Situ Bungur kebiasaan warga "memperlakukan" Situ Bungur masihlah jauh dari filosofi CMORE.
Terkait dengan C (kata lain dari cerdas), perilaku membuang sampah seenaknya bukan cerminan manusia cerdas. Sampah baik berupa limbah padat atau limbah cair, akan memberi dampak tidak menguntungkan terutama bagi kesehatan. Cepat atau lambat akibat kebiasaan saat ini, akan dirasakan dampaknya terutama bagi generasi mendatang. Kebiasaan orang cerdas adalah kebiasaan yang berimplikasi positif dan memiliki orientasi untuk kebaikan untuk jangka panjang.
Pada kata "MO" kependekkan Modern, adalah perilaku masa kini yang selalu menyesuaikan keadaan jaman. Perilaku modern sudah semestinya mengacu pada budaya sehat, kebiasaan buruk biasanya terjadi pada manusia primitif. Jaman yang sedemikian berkembang semakin modern, mustilah diimbangi dengan sikap yang modern yang sudah melek pengetahuan.
Re merupakan singkatan dari Religius, sudah sangat gamblang dan dikenal siapapun. Bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Bagi siapa yang mengaku beriman, sudah semestinya menjaga kebersihan. Bahkan Alloh swt berfirman, menyukai keindahan. Kebersihan disini mencakup kebersihan lahir dan batin, secara fisik kita menjaga kebersihan badan dari kotoran. Namun yang lebih penting dari sekedar kebersihan fisik, adalah kebersihan batin yang berimplikasi pada sikap dan perilaku.
Akhirnya sebagai bagian dari warga Tangerang Selatan, perkenankan saya mengucapkan. "Selamat Hari jadi Tangsel ke 6, semoga menjadi kota yang nyaman. Menjadikan seluruh warga, termasuk pejabat dan seluruh wilayah mampu mencermikan pribadi yang Cerdas, Modern, Religius.
baca juga :
Airin Menjawab Kritik Kinerja (Hut ke6 Kota Tangsel) Gapey Sandy
Suka Duka Tinggal di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Enny Soepardjono
Taklukkan Ciputat Maka Kau Taklukkan Tangerang Selatan oleh :Dzulfikar
Kiprah Ibu-ibu yang Sederhana di Tangerang Selatan oleh : Ngesti Setyo Murni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H