Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Minim Solois Pria di Industri Musik

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14240529681491595329

[caption id="attachment_397239" align="aligncenter" width="542" caption="Rega - Dokpri"][/caption]

Kalau kita mau jujur berhitung, dalam industri musik indonesia terjadi prosentase tak berimbang. Penyanyi wanita lebih mendominasi, dibanding kehadiran penyanyi (solis) pria. Kalau melihat lebih dalam lagi, dari sekian penyanyi hanya segelintir merangkap sebagai pencipta lagu. Rega penyanyi dan pencipta lagu bertalenta, hadir mengisi ceruk kelangkaan di industri musik Indonesia. Suaranya yang khas dan berat, menjadi modal besar pembeda dengan penyanyi lain. Kepiawaian mencipta lagu, menjadikan syair yang dibawakan terasa mengena di hati pendengarnya.

Ada beberapa nama eksis yang juga berperan ganda, baik sebagai penyanyi sekaligus penyanyi. Sebut saja Glen Fredly atau Katon Bagaskara, merekan memiliki ciri yang tak bisa disadur. Pun Rega memiliki kekhasan sendiri, tak bisa serta merta dijiplak penyanyi atau pencipta lagu lain.

REGA awalnya adalah nama sebuah band, sebelumnya dibentuk Ghia Poetra sang vokalis. Dalam sebuah penampilan acara musik di Pulau Dewata, yang diadakan Meet The Labels. Sang vokalisnya saja "dicomot" pihak labels untuk rekaman, akhirnya Ghia Poetra menjadi solois tetap mempertahankan nama Rega.

[caption id="attachment_397243" align="aligncenter" width="605" caption="Dokumen pribadi"]

14240540711000589930

[/caption]

Kompasiana Ngulik digelar jumat 13/2'15, bertema Ngobrolin cara membuat lirik bareng REGA. Menjadi kesempatan langka bagi kompasianers, bergabung dan belajar membuat lirik lagu. Terlebih bagi yang menaruh minat di kanal Fiksi, kegiatan ini menjadi "amunisi" mengasah kepekaan rasa. Peluang terbuka lebar bagi yang mau "menyambar", siapa tahu bisa menjadi penulis lirik lagu (aminn).

Setelah acara dibuka oleh Admin Kompasiana, diserahkan kepada moderator bersama menyaksikan video clip dari Rega.



Dalam langkahku terasa, bekas lukaku

Akan pernah hadir dirimu

Dalam langkahku terasa, terasaku merana

Tak kan lagi kurasa, tak kan lagi kurasa

Mungkin engkau kan kembali, kembali dlm pelukku

meski tak mungkin tak mungkin terulang lagi

ku tak kan terjatuh lagi, terjatuh lagi dan lagi

tak kan kembali, tak tersakiti, kau telah pergi kasih

Acara Kompasiana Ngulik terasa hidup, dipandu Nadia Fatira yang juga penyanyi dan pencipta lagu. Mengajak kompasianers yang hadir, mengetahui lebih jauh tentang proses pembuatan lagu. Rega yang suka musik sejak kecil, terinspirasi dari penyanyi luar Brian Knight dan Stevie Wonder. Namun Rega juga mengikuti hampir semua, penyayi dan group band dalam negri. Sejak di bangku SMA dan merasakan jatuh cinta, kegemaran menulis lirik dimulai. Keahlian memainkan alat musik menjadi nilai tambah, sehingga lirik dan nada bisa menyatu.

Sebelum datang ke acara saya sengaja mendengar lagu "Tak Kan lagi", merem menghayati lagu secara keseluruhan. Kesan pertama muncul di benak, pemilihan kata per kata sangat puitis. Musik yang dihasilkan dari nada nada, diaransemen bagus mengalun dan menyayat perasaan. Ketika Rega menyatakan dalam Kompasiana Ngulik, bahwa lagu ini memang mewakili orang patah hati. Saya semakin sepakat lagu ini berhasil, membawa pendengar dalam suasana melow. Ada sikap pasrah dengan pengingkaran, tapi tetap memendam asa untuk bangkit.

[caption id="attachment_397244" align="aligncenter" width="471" caption="Sesi tanya jawab (dokpri)"]

1424054389586245002

[/caption]

Rega membuat sebuah terobosan cantik dalam lagunya, pada bagian reff dibuat berbeda dengan lagu pada lazimnya. Biasanya sebuah musik meninggi baru masuk reff, sedang Rega mengambil langkah kreatif. Pada bagian lirik - Mungkin Engkau -, reff masuk pada kata -kau- (bukan dari awal pada kata -Mungkin-). Kepiawaian mencipta lagu semakin terbukti, pada saat acara ditodong secara spontan. K-er Mbak Mutia membuat empat baris puisi, ditaklukkan Rega dengan memasukkan nada.

Mas Ayi dari Alfa Record menegaskan, tak bisa sembarang memilih penyanyi. Beberapa pertimbangan yang dijadikan acuan, warna vokal dan penampilan musti menjadi sebuah package yang "menjual". Namun yang lebih menjadi prioritas, apakah seorang calon penyanyi memiliki aura bintang. Saya pribadi sebagai orang awam dan penikmat musik, menilai Rega memiliki aura yang dimaksud mas Ayi. Keoptimisan pihak Alfa Record cukup beralasan, meilhat kualitas bermusik penyanyi yang tengah merampungkan Tugas Akhir di kampusnya ini.

[caption id="attachment_397245" align="aligncenter" width="542" caption="Penulis dan Rega (dokpri)"]

14240544702009165426

[/caption]

Musik dan lirik idealnya menjadi sebuah senyawa, agar mampu memikat pendengarnya. Kalau sebuah lagu sudah memenuhi syarat tersebut, tak mustahil menjadi lagu abadi. Kehadiran Rega dengan segenap potensinya, dapat disambut antusias oleh penikmat musik. Perjalanan yang nanti akan membuktikan, semoga tonggak awal bermusik yang sudah dipancang. Akan disusul dengan lagu berikutnya dan berikutnya, kehadiran Rega dapat memperkaya khasanah musik Indonesia (aminn)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline