Lihat ke Halaman Asli

Adu Kuat Menpora VS PSSI

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pertarungan mepora vs PSSI semakin sengit. Sejak Menpora menerbitkan Surat Keputusan (SK) Nomor 01307 Tahun 2015 yang berisi sanksi administratif bagi PSSI, Jumat (17/4/2015). Sebagai tindak lanjut dari SK tersebut, pada Kamis (23/4/2015), Menpora juga telah menyurati Polri agar tidak menurunkan izin keramaian untuk pertandingan ISL (KOMPAS, 28.04.2015), sudah mulai terlihat dampaknya : PSSI Dibekukan, Arema Rugi 5 Milyar (http://www.tempo.co/read/news/2015/04/30/237662224/PSSI-Dibekukan-Arema-Rugi-Rp-5-Miliar).
Itu baru satu club, belum club yang lainnya. Akan tetapi tawaran dari menpora untuk tetap memutar ISL dengan operator PT. Liga juga ditolak, karena Club meminta SK pembekuan PSSI dicabut sebagai syarat dputarnya ISL, yang jelas permintaan tersebut ditolak mepora.
Kita tinggal menunggu langkah / strategi apa yang akan diambil menpora dengan tim transisi,
Sepak bola bukan sekedar hiburan, akan tetapi juga prestasi. Dengan prestasi sekarang ini, posisi Indonesia malah terpuruk di bawah Timor Leste, hal ini banyak sekali faktor penyebabnya... mafia skor yg mengatur hasil pertandingan (http://infsby.com/utama/tertangkapnya-johan-ibo-mafia-pengaturan-skor-persebaya-vs-borneo-fc/) , sepak bola gajah (http://www.tribunnews.com/superball/2014/10/29/media-internasional-ulas-sepakbola-gajah-pss-vs-psis-keduanya-enggan-bertemu-tim-kuat) , semakin merusak semboyan sepak bola sendiri fair play.
Oleh karena itu, dengan di reset nya sepak bola Indonesia, inilah kesempatan untuk membenahi sepak bola dari dasar.
Transparansi keuangan PSSI, operator liga, club menjadi syarat utama keberlangsungan liga di Indonesia, sehingga kita tahu secara riel kebutuhan klub, timnas, maupun PSSI sendiri.
Kita tidak tahu strategi apa yang akan dilakukan Tim Transisi di masa pembekuan ini. Mengakomodir kemauan Club dengan syarat tertentu, atau malah membuat liga amatir (per / antar pengda) dengan meniadakan liga profesional (toh Indonesia belum pernah juara champion asia).
Semoga awan gelap sepakbola Indonesia segera berakhir.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline