Lihat ke Halaman Asli

Gus Dur: Sang Visioner yang Memperjuangkan Toleransi, Inklusivitas, dan Keadilan Sosial

Diperbarui: 21 Maret 2023   11:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar:/kompas.com/Totok Wijayanto

Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Lahir di Jombang, Jawa Timur pada 4 Agustus 1940, Gus Dur adalah putra dari KH. Wahid Hasyim, salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia. Sejak kecil, Gus Dur sudah dikenal sebagai sosok yang cerdas dan kritis, dan ia menghabiskan masa kecilnya di lingkungan pesantren dan keluarga intelektual Muslim.

Gus Dur memulai karirnya sebagai aktivis NU pada tahun 1960-an, dan kemudian terjun ke dunia politik pada tahun 1970-an. Pada tahun 1984, ia terpilih sebagai Ketua Umum NU, dan memimpin organisasi tersebut selama 15 tahun. Selama kepemimpinannya, NU menjadi organisasi Islam yang semakin moderat dan inklusif, dan ia juga memainkan peran penting dalam memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia.

Pada tahun 1999, Gus Dur terpilih sebagai Presiden Indonesia, dan menjadi presiden pertama yang dipilih oleh parlemen setelah reformasi tahun 1998. Selama masa jabatannya, ia berusaha untuk memperbaiki ekonomi Indonesia yang terpuruk, dan juga mempromosikan hak asasi manusia dan pluralisme. Namun, masa jabatannya juga diwarnai dengan konflik politik dan ketidakstabilan.

Meskipun kontroversial, Gus Dur adalah sosok yang sangat dihormati di Indonesia, dan dianggap sebagai tokoh yang penting dalam memperjuangkan hak-hak minoritas dan menjaga toleransi di negara yang mayoritas Muslim ini. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dipelajari dari perjalanan hidup dan pemikiran Gus Dur:

1. Toleransi dan Inklusivitas

Gus Dur dikenal sebagai sosok yang sangat toleran dan inklusif, dan memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia. Ia percaya bahwa Islam adalah agama yang inklusif dan rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam), dan bahwa semua orang harus dihormati dan diakui hak-haknya tanpa terkecuali. Pemikiran Gus Dur ini menjadi sangat penting dalam konteks Indonesia, di mana banyak sekali etnis, agama, dan budaya yang berbeda-beda.

2. Demokrasi dan Keadilan Sosial

Gus Dur juga merupakan penganut demokrasi dan keadilan sosial. Ia percaya bahwa semua orang harus memiliki hak yang sama dan diakui sebagai warga negara yang setara, dan bahwa keadilan sosial harus diutamakan dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Gus Dur juga memperjuangkan hak-hak buruh dan petani, dan berusaha untuk mengurangi kesenjangan sosial di Indonesia.

3. Kritik terhadap Negara dan Kekuasaan

Meskipun ia adalah Presiden Indonesia, Gus Dur tidak pernah ragu untuk mengkritik negara dan kekuasaan. Ia percaya bahwa negara harus diawasi dan dikritik oleh rakyatnya, dan bahwa kekuasaan tidak boleh disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Gus Dur juga mengajarkan bahwa kritik yang membangun adalah hal yang penting untuk memperbaiki sistem dan meningkatkan kualitas pemerintahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline