AIR TERJUN SETAPAK BANARAN.
DIANTARA EKSOTIKA DAN TERAPI IMUNITAS
Air terjun Setapak, Banaran. Selalu saja menggoda pikiran untuk selekasnya pergi ke sana. Pikiran yang berbaur suara sirine ambulance. Hampir tiap hari melintas di depan rumah. Membuat keinginanku semakin kuat harus ke tempatnya. Rencananya hari Minggu aku harus berangkat. Paling tidak seharian itu aku bisa melupakan suara sirine selama perpanjangan PPKM yang kedua kalinya ini.
Sabtu malam aku chat teman-teman. Hendrik dan Yudha. Sahabat yang hobinya ngetrip seperti aku. Kebetulan mereka lagi senggang juga jenuh kita pun sepakat. Minggu pagi berangkat. Sekitar pukul 07.15. Mengingat jarak tempuhnya lumayan cukup jauh dari rumahku di Paju. Untuk ke sana butuh waktu sekitar dua jam perjalanan naik motor. Roda empat tidak bisa menjangkau lokasinya. Medannya terlalu berat dan ekstrem.
Tetapi eksotikanya membuat banyak orang selalu ingin kembali ke air terjun Setapak. Di desa Banaran. Wilayahnya masuk kecamatan Pulung. Kota Reog Ponorogo, Jawa Timur. Secara geografis terletak di pegunungan Wilis selatan di sebelah utara Bukit Wolan. Untuk ketinggian air terjunnya sendiri kurang lebih kisaran tiga belas meter. Airnya cukup melimpah dan lumayan dingin.
Kalau tidak terbiasa dengan cuaca dingin disarankan agar tidak mandi. Tetapi akan tergantikan dengan keindahan panorama hutan hujan tropis yang sangat lebat. Jalanan berkelok naik turun membuat adrenalin terpompa naik. Kita akan melihat hutan kayu putih di daerah Sukun. Di situlah ada dua pabrik pengolahan yang menghasilkan minyak kayu putih di Indonesia.
Produk minyak kayu putih sempat viral juga dan jadi perbincangan beberapa waktu lalu karena ada anggapan dapat menangkal dan mengobati penderita Covid-19. Dampak pada produksinya mengalami kekurangan stok karena banyaknya permintaan dari masyarakat yang membeli.
Perjalanan di daerah Sukun ini jalannya semakin menanjak dan untuk sampai ke lokasi air terjun kita melewati pasar tradisional Pukung di desa Desa Singgahan. Selanjutnya melewati Desa Wagir.
Lokasi paling puncak adalah Desa Banaran. Air terjun Setapak. Tempat tujuan kami bertiga menikmati eksotikanya juga menjadi bagian sebuah terapi imunitas jiwa dan raga menjalani masa PPKM.
Memang sangat tidak nyaman naik motor matic dengan kondisi jalan bermakadam. Entah rusak karena dimakan usia. Mungkin juga tergerus air hujan. Sehingga pantat ini terasa sakit dihentak-hentak batuan jalan. Lebih banyak batu-batu karena lapisan aspalnya terkelupas. Sangat cocok bagi pengendara motor trail. Apalagi ruas jalan ini terus menanjak hingga memasuki hutan pinus. Hawa dingin mulai menusuk tulang.