Lihat ke Halaman Asli

AGUNK GABUS

kerja seni freelance

Kupi Kupi

Diperbarui: 19 November 2023   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 " KUPU KUPI "

Agunk Gabus

Sebuah taman di tengah kota. Tempat bermain anak-anak melepaskan kegembiraan bersama orang tua mereka. Bermain bola. Tertawa-tawa di papan jungkit. Wajah-wajah riang mewarnai taman dengan aneka permainan. Di sebuah sudut taman. Bunga beragam warna menghiasi. 

Sekumpulan kupu-kupu beterbangan sesekali hinggap di antara dedaunan dan menghisap nektar bunga. Seekor kupu-kupu berbintik merah di ujung sayapnya menyapa hangat. "Hai, teman-teman selamat pagi semua." sapanya terdengar renyah. "Helloo, apa kabar cantik ?" kupu-kupu Biru membalas sapa. "Ayo, bermainlah bersama kami." Sembari terbang bersama kawan-kawannya. Tak menunggu lama, ia pun menyusul. Kepak sayapnya meliuk-liuk menyusuri dahan dan ranting.

Tidak jauh dari mereka hinggap pada sekumpulan bunga. Terdengar isak tangis lirih dari kupu-kupu kecil yang berdiam di pucuk daun. Isak tangis kesedihan. Mendengar suara itu, kupu-kupu Biru terkejut. "Kawan-kawan, apakah kalian juga mendengar ada suara tangisan ?" katanya lantang. "Benar, di ujung sana !" jawab kupu-kupu Bintik Merah. "Yuk, kita samperin. Mungkin sesuatu telah terjadi padanya." Kupu-kupu sayap Kuning mengajak semua menuju pucuk daun.

"Oh, ternyata kamu di sini. Kenapa menangis, Kupi?" tanya kupu-kupu Biru. "Aku..aku.." Suara Kupi bercampur isak tangis. Kupu-kupu Bintik Merah mengelus sayap Kupi. "Katakan pada kami apa yang telah terjadi sehingga membuatmu bersedih." Bintik Merah mencoba menenangkan.

 "Kita adalah temanmu. Semua saling membantu. Tidak baik bersedih sendirian." Sayap Kuning menimpali. "Terimakasih semuanya, kalian sudah peduli denganku. 

Aku hanya ingin bertemu ayah bundaku." Isak tangisnya sedikit tertahan. Sesaat semua terdiam. Ikut merasakan yang dialami Kupi.  Hingga larut dalam sepenggalan kisah saat Kupi menceritakan dirinya dari kecil hingga sekarang belum pernah bertemu ayah bundanya.

"Aku mohon kalian bisa menolong mencari ayah bundaku. Bantulah aku, kawan-kawan. Betapa bahagianya kalian yang memiliki kedua orang tua. Menyayangi kalian. Hidup kalian bahagia. Sedangkan aku..." Tangis Kupi akhirnya pecah. Sayap Hijau Bintik Hitam berusaha menenangkan kegundahan hati Kupi. 

"Sudahlah Kupi. Jangan larut dalam kesedihan. Tak ada guna menangis. Semua telah terjadi. Saatnya kini kita bersama-sama mencari ayah bundamu dimana mereka sekarang berada. Apakah kalian punya ide ?"

"Aku punya !" Kupu-kupu bersayap Hitam lantang bersuara. "Kita bagi dalam kelompok ini menjadi kelompok kecil. Kita ada sembilan. Berarti ada tiga kelompok. Masing-masing kelompok akan mencari tempat-tempat yang ditentukan sesuai kesepakatan. Bagaimana kawan-kawan dengan ideku ini ?" tanya sayap Hitam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline