Terlalu banyak orang2 yang mengagumi pemikiran manusia pendahulu, tapi terlalu kecil dari mereka yang berani berfikir seperti pemikiran yang terdahulu. Karena mereka terlalu sibuk berfikir sesuatu yang memang tidak pantas difikirkan.
Konsep pemikiran hanya sebagai hiasan bibir manis diantara ribuan semut merah menghamba, pemikiran hanya sebatas syarat untuk memenuhi tuntutan demi ambisi, dan bukan pemikiran yang benar benar sehat, dan bukan pemikiran yang benar benar bermanfaat.
Tujuan tidak selalu berakir sesuai dengan apa yang telah disepakati antara mereka dan hambanya. Kemunafikan isi kepala menjangkit seluruh cikal bakal manusia hingga kini. Kepedulian hanya sebatas topeng yang digunakan untuk sembunyi dari rasa malu, meski sebenarnya mereka tidak punya rasa malu.
Aku selalu ingin tertawa ketika mereka berkata layaknya pemikir yang piawai, dan aku selalu ingin tertawa ketika mereka berkoar tentang pemikiranya. Bukankah itu hanya sebatas ucapan belaka, bukankah itu hanya seperti tembok yang digunakan untuk menutupi isi didalamnya.
Lebih baik terdiam dalam kegaduhan, dari pada berteriak dalam keheningan. Apa yang ingin kau ucap ketika mereka sibuk bicara tentang konsep konsep busuknya?? Tersenyumlah dan nikmatilah kenyataan yang membosankan ini, karena memang kebosanan ini tidak mungkin terhenti. Kecuali aku, kamu, dan mereka semua mati, dan hanya tersisa cacing tanah yang menari bahagia..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H