Dua tahun pandemi mengharuskan orang untuk tidak bepergian kemana-mana. Setelah peraturan PPKM resmi dicabut oleh Presiden, berwisata menjadi kebutuhan mendesak. Pantai pasti menjadi pilihan utama. Namun apakah orang-orang akan berani setelah BMKG memperkirakan potensi gelombang tinggi di perairan Indonesia? Ditambah lagi cuaca ekstrem di berbagai wilayah di Indonesia.
Para perantau atau masyarakat yang sudah lama tinggal di kota akan pulang kampung dan berwisata di pedesaan. Salah satu tempat yang cocok dan tidak terlalu berbahaya saat cuaca ekstrem adalah sawah. Sawah tidak hanya berkaitan dengan petani, padi dan irigasi tapi juga keindahan alam. Para pekerja yang sudah penat dengan urusan kantor, sangat bisa menenangkan diri bersama hembusan angin, suara air mengalir, dan kicauan burung-burung di sawah.
Kali ini, aku akan membahas sebuah tempat wisata yang menarik di Humbang Hasundutan. Daerah Toba termasuk Humbang Hasundutan sangat khas dengan pemandangan Danau Toba yang bisa dinikmati dari dolok atau bukit. Padahal pemandangan Danau Toba dari sudut persawahan tidak kalah menarik. Selagi menunaikan hobi berpetualang, aku dan dua temanku menyasar ke persawahan desa Tipang, Kecamatan Baktiraja.
Tempat dengan view sawah dan Danau Toba tersebut rupanya pernah menjadi lokasi Toba Fashion Week dan salah satu spot terbaik berfoto Menteri Pariwisata, Pak Sandiaga Uno. Tak mau kalah dengan Pak Menteri, kami pun berfoto-foto. Selanjutnya, kami menggelar tikar untuk duduk santai dan makan siang. sambil makan siang, kami menikmati pemandangan Danau Toba di hadapan kami beserta Pulau Simamora yang tampak jelas. Di sisi kiri, terdapat pohon-pohon mangga besar. Di sisi kanan terdapat perkampungan. Dan yang tak kalah menarik bahwa spot yang sedang trend tersebut dikelilingi oleh bukit-bukit hijau membuat udara di sekitarnya sejuk.
Perjalanan yang kami tempuh tidak terlalu jauh. Jarak antara Kota Doloksanggul dengan Desa Tipang adalah sekitar 29 km. Jika perginya menggunakan mobil, maka akan sampai sekitar satu jam lima belas menit. Jika perginya naik motor, maka akan sampai sekitar satu jam. Kami start dari Doloksanggul dengan motor, berboncengan. Saranku, motor terlebih dahulu di-service karena jalan turunan dan penuh dengan tikungan. Saran lagi, supaya perjalanan tak terlalu lelah dan membosankan, berhentilah di beberapa spot dengan pemandangan Lembah Bakkara dan Danau Toba untuk istirahat.
Sesampainya di Bakkara, kami singgah di sungai pinggir jalan yang airnya berasal dari mata air Sitio-tio. Tio artinya bening. Barangkali jika langsung diminum tidak apa-apa tapi kami tidak mau coba-coba. Selanjutnya kami berenang di Aek Sipangolu. Konon, air ini berasal dari jejak kaki Gajah Raja Sisingamangaraja. Aek Sipangolu dipercayai masyarakat setempat sebagai air yang dapat memulihkan penyakit. Kami berenang di sana bukan untuk memulihkan diri lho melainkan menghilangkan kegerahan hehehe...
Nah, setelah segar, kami lanjut perjalanan ke desa Tipang. Kami putar balik dari lokasi Aek Sipangolu menuju Tipang. Sekitar 1 km, belok kanan. Kami mengikuti penunjuk arah dan mengikuti jalan ekstrem di tepi danau. Saranku, hati-hati ya, jangan terlalu cepat supanya tidak nyemplung ke Danau Toba. Lima belas menit kemudian kami sampai. Tanda pertama yang kami temui adalah tulisan "Terasering Sibara-bara".
Selamat menikmati pemandangan yang indah.