Lihat ke Halaman Asli

Gadis Pemburu Keadilan dalam Film "Penyalin Cahaya"

Diperbarui: 2 Februari 2022   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: rottentomatoes.com 

Siapa yang tidak tahu film Penyalin Cahaya? Film yang diproduksi Rekata Studio dan yang memperoleh 12 Piala Citra FFI 2021 ini tanyang pertama kali di  Busan International Film Festival Korea Selatan pada tanggal 8 Oktober 2021. Film ini mulai tanyang di Netflix pada tanggal 13 Januari 2021.

Film Penyalin Cahaya menceritakan kisah seorang mahasiswi tingkat pertama bernama Sur yang berjuang mencari kebenaran atas peristiwa yang menimpanya yang menyebabkan ia kehilangan beasiswa. Ia mencari tahu dalang dari swafoto dirinya yang beredar di sosmed yang merupakan alasan ia di-cap sebagai mahasiswi tak berahlak baik. Berhasilkah ia?

Plot Twist

Melalui tokoh utama, kita mendapati bahwa mencari kebenaran tidak semudah membalikkan telapak tangan. Penulisan cerita sangat apik, runtun, dan tidak bisa ditebak. Pertanyaan "siapa pelakunya?" tidak secara gamblang terlihat. Semua tokoh laki-laki yang terlibat dalam Teater Matahari berpotensi menjadi pelaku. Begitu juga dengan ayah Rama dan supir Netcar juga bisa jadi adalah pelaku. Kepekaan kita menonton dan memahami pesan secara simbolis dan metafora sangat penting demi menemukan jawaban yang dicari Sur.

Kritik Sosial

Penyalin Cahaya merupakan film yang menyuarakan isu kekerasan seksual. Masalah yang timbul selagi tokoh utama mencari kebanaran semakin kompleks dan luas. Target pencarian Sur berujung pada ketidakadilan terhadap dirinya sebagai seorang mahasiswi, anak, teman, dan perempuan. Wahai penonton, siapkan diri untuk kecewa pada kondisi sosial yang tidak berpihak pada perempuan terkhusus penyintas kekerasan seksual.

Hal ini terlihat jelas pada saat pihak kampus memutus beasiswa Sur tanpa mengusut kebenaran lebih dalam. Dekan sama sekali tidak membantunya mencari bukti kekerasan yang ia alami. Isu kekerasan/bullying pada mahasiswa baru saat itu kerap terjadi dan menjadi rahasia umum.

Ditambah lagi, Dewan Kode Etik kampus yang tidak menjaga rahasia Sur. Dewan Kode Etik kampus membeberkan bukti-bukti yang dikumpulkan Sur di media sosial. Akhirnya, Sur harus diadili secara hukum dengan tuduhan pencemaran nama baik dan peretasan akun secara illegal.

Sahabat Sur sendiri pun tidak sepenuhnya setia membantunya mencari bukti-bukti. Ia menjual photo-photo Sur pada salah satu mahasiswa kaya demi uang. Begitu pula dengan ayah Sur. Ayah Sur memaksanya untuk meminta maaf secara terbuka karena dianggap mencemarkan nama baik. Dia lebih tertarik pada bantuan uang kuliah yang ditawarkan keluarga pelaku ditimbang ketidakadilan yang diterima putrinya. Keterlaluan sekali.

Ending Membuat Penasaran

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline