Lihat ke Halaman Asli

Aksal Mursalat

www.agrikompleks.my.id

Wujudkan Sekolah Tanpa Asap Rokok untuk Masa Depan yang Lebih Sehat bagi Remaja Indonesia

Diperbarui: 28 Mei 2024   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Global Youth Global Survey 2019

Penulis: Sunandar Said (Mahasiswa Program Doktor Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin)

Indonesia saat ini menghadapi krisis kesehatan masyarakat yang serius: prevalensi merokok yang meningkat di kalangan remaja. Survei terbaru menunjukkan bahwa banyak remaja memulai merokok sebelum mereka mencapai usia 18 tahun. Akibatnya, generasi muda ini berisiko tinggi mengembangkan penyakit kronis di usia dewasa, yang akan memperburuk beban pada sistem kesehatan nasional yang sudah terbebani. Dalam menghadapi krisis ini, kebijakan 'Sekolah Tanpa Asap Rokok' menawarkan langkah-langkah penting yang dapat dilakukan untuk memerangi fenomena ini.

Kebijakan ini menyerukan implementasi komprehensif intervensi berbasis sekolah yang tidak hanya mengurangi prevalensi merokok di kalangan remaja tetapi juga memperkuat norma-norma sosial yang mendukung perilaku sehat. Langkah pertama dan paling kritikal adalah mengintegrasikan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok dan nikotin ke dalam kurikulum sekolah. Pendidikan yang komprehensif ini harus menyampaikan risiko kesehatan serius dari merokok dan strategi untuk menolak tekanan sebaya. Ini akan membantu siswa membuat pilihan yang berinformasi dan bertanggung jawab tentang kesehatan mereka.

Langkah kedua adalah pengembangan dan penerapan kebijakan sekolah bebas rokok yang ketat. Sekolah harus menjadi zona bebas rokok, tanpa pengecualian, untuk melindungi siswa dari paparan asap rokok dan mengurangi kesempatan mereka untuk merokok. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan menunjukkan komitmen terhadap kesehatan siswa.

Selanjutnya, implementasi program multikomponen sangat vital. Program ini harus menggabungkan pendidikan, dukungan sosial, dan konseling untuk membantu remaja yang sudah merokok untuk berhenti dan mencegah yang lain mulai merokok. Keterlibatan orang tua dan komunitas dalam program ini juga sangat penting. Dengan bekerja sama, sekolah dan komunitas dapat membangun jaringan pendukung yang kuat yang mendorong gaya hidup bebas rokok dan mendukung remaja dalam menghadapi tekanan untuk merokok.

Penting juga untuk menyediakan pelatihan dan sumber daya bagi guru dan staf sekolah tentang cara efektif mengintegrasikan pendidikan anti-rokok dalam pengajaran mereka. Guru yang dilengkapi dengan pengetahuan dan sumber daya yang tepat dapat menjadi advokat yang kuat dalam mempromosikan kesehatan di kalangan siswa.

Akhirnya, sistem monitoring dan evaluasi yang robust harus diterapkan untuk secara rutin menilai efektivitas program dan kebijakan anti-rokok di sekolah. Ini memungkinkan penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan bahwa program tetap relevan dan efektif dalam merespons perubahan perilaku dan tren di kalangan remaja.

Secara keseluruhan, kebijakan 'Sekolah Tanpa Asap Rokok' tidak hanya membawa perubahan dalam kebijakan tetapi juga dalam budaya dan norma sosial. Ini adalah langkah penting menuju pengurangan merokok di kalangan remaja, membentuk masa depan yang lebih sehat untuk generasi muda Indonesia. Implementasi penuh dan efektif dari kebijakan ini membutuhkan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan komunitas. Bersama-sama, kita dapat mengatasi tantangan ini dan menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan remaja kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline