Lihat ke Halaman Asli

Agree Setia budiarto

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Degradasi Moral

Diperbarui: 17 Juli 2023   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Degradasi Moral

Perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, Seni dll tidak akan berhenti sampai kapanpun. Bahkan dengan adanya perkembangan IPTEK membuat kemajuan yang luar biasa dari hasil hal tersebut. Akan tetapi kita perlu menilik Bangsa kita, bahwa Bangsa Indonesia mengalami terpuruknya yang disebabkan oleh krisis ekonomi, melainkan juga krisis etika dan moral. Oleh karenanya, perekonomian bangsa sedang terpuruk, terjadinya KKN, dan perbuatan-perbuatan yang merugikan seperti: perkelahian, penipuan, perusakan, perkosaan, minum minuman keras, dan bahkan pembunuhan yang merajalela. Keadaan seperti itu, terutama krisis moral, terjadi karena kesalahan dari pendidikan dan terjadinya perubahan globalisasi, sehingga kurang berhasilnya mempersiapkan generasi muda bangsa yang bermoral. Bahwa, khususnya di dunia pendidikan kita telah memberikan porsi yang besar untuk pengetahuan, tetapi melupakan mengembangkan sikap atau nilai dan perilaku dalam pembelajarannya. Dunia pendidikan nampak sangat meremehkan mata pembelajaran yang berkaitan dengan pembentukan karakter bangsa.

Delegrasi moral adalah fenomena yang semakin mengkhawatirkan dalam masyarakat modern. Hal ini merujuk pada penurunan dan kehilangan nilai-nilai moral serta standar etika yang telah lama dijunjung tinggi. Dalam artikel ini, kita akan menggali akar masalah delegrasi moral dan mencari solusi yang dapat membantu memperbaiki situasi ini.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan delegrasi moral adalah perubahan sosial dan budaya yang cepat. Globalisasi, kemajuan teknologi, dan pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat telah mengubah cara pandang kita terhadap moralitas. Nilai-nilai tradisional seringkali tergantikan oleh budaya individualisme, konsumerisme, dan kepentingan diri sendiri. Seiring dengan itu, masyarakat cenderung melupakan pentingnya menghargai etika, saling menghormati, dan bertanggung jawab terhadap tindakan mereka.

Selain itu, media massa juga berperan penting dalam menyebarluaskan perilaku dan nilai-nilai yang merusak. Kebanyakan media saat ini lebih tertarik pada sensasi dan kontroversi daripada mempromosikan nilai-nilai yang baik. Konten yang mengandung kekerasan, pornografi, dan ketidakadilan seringkali lebih menarik minat daripada cerita-cerita inspiratif yang dapat membangun karakter moral. Akibatnya, generasi muda terpapar pada budaya negatif yang dapat merusak moral mereka.

Lingkungan sosial juga memberikan pengaruh signifikan terhadap delegrasi moral. Ketika individu terjebak dalam lingkungan yang toleran terhadap perilaku amoral, mereka cenderung terpengaruh dan mengikuti norma-norma yang tidak etis. Misalnya, jika lingkungan sekitarnya tidak menghargai kejujuran atau mempermalukan orang lain, individu cenderung mengikuti perilaku yang serupa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menciptakan lingkungan yang mendorong nilai-nilai moral yang baik dan menyediakan pendidikan yang memperkuat karakter individu.

Solusi untuk mengatasi delegrasi moral tidaklah mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Pendidikan moral harus menjadi prioritas utama dalam sistem pendidikan. Bukan hanya pengetahuan akademik yang harus diajarkan, tetapi juga etika, nilai-nilai sosial, dan keterampilan kehidupan yang baik. Sekolah harus mendorong diskusi terbuka tentang moralitas, mengajarkan pemikiran kritis, serta melibatkan siswa dalam proyek dan kegiatan yang mempromosikan nilai-nilai positif.

Selain itu, peran keluarga juga sangat penting dalam membentuk karakter moral individu. Keluarga harus berfungsi sebagai agen sosialisasi yang memberikan contoh dan mendidik anak-anak mengenai pentingnya etika dan moralitas. Orangtua harus menjadi teladan yang baik, memberikan nilai-nilai yang konsisten, dan melibatkan anak-anak dalam diskusi tentang masalah moral yang dihadapi sehari-hari.

Masyarakat juga harus berperan dalam membangun kesadaran moral. Ini dapat dilakukan melalui pengembangan program dan kegiatan yang mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan sosial, pengabdian kepada orang lain, dan advokasi terhadap nilai-nilai moral yang kuat. Dengan membangun komunitas yang peduli terhadap moralitas, kita dapat menciptakan iklim sosial yang mendukung dan mendorong perilaku yang baik.

Terakhir, penting untuk mengingat bahwa perubahan moral tidak terjadi dalam semalam. Dibutuhkan waktu, komitmen, dan kerjasama dari semua pihak. Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan meningkatkan moralitas dalam masyarakat. Dengan bekerja sama, kita dapat membangun masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai yang baik, mengatasi delegrasi moral, dan mendorong kehidupan yang lebih bermakna.

Dalam rangka mengatasi fenomena delegrasi moral, penting untuk memahami akar masalahnya, yaitu perubahan sosial dan budaya yang cepat, peran media massa, dan lingkungan sosial. Solusi dapat ditemukan melalui pendidikan moral yang kuat, peran keluarga yang baik, partisipasi aktif masyarakat, dan komitmen individu terhadap nilai-nilai moral. Dengan tindakan yang tepat, kita dapat membangun masyarakat yang lebih baik, di mana moralitas dijunjung tinggi dan nilai-nilai positif diperjuangkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline