Lihat ke Halaman Asli

Inilah Alasan Kenapa PSSI Tidak Mau Menerima LPI

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Inilah Alasan Kenapa PSSI Tidak Mau Menerima LPI

Seperti kita ketahui sampai saat ini PSSI tetap tidak mau mengakui PSSI dengan bersembunyi dibalik alasan legal formal. Kalau berpikir secara rasional saya memaklumi sampai kiamatpun PSSI dengan berbagai cara tidak mau mengakui LPI atau minimal sampai kepengurusan PSSI diisi oleh orang-orang yang benar-benar cinta terhadap sepakbola Indonesia. Alasan-alasan rasional yang saya maksud adalah sebagai berikut:

·Jika PSSI mengakui LPI maka secara spontan akan terjadi gelombang perpindahan para pemain ISL ke LPI, karena alas an profesionalisme dan tentunya materi. Harap di maklum LPI memberikan penghargaan yang lebih terhadap para pemain profesioanal dari sisi financial.

·Wasit-wasit akan lebih memilih untuk bekerja di LPI karena perlindungan, dan kenyamanan memimpin pertandingan yang lebih baik di LPI.

·Klub-klub akan berbondong-bondong berlaga di LPI apalagi ada sinyal pemerintah akan menghentikan APBD untuk membiayai klub.

·PSSI tidak lagi leluasa untuk mengeruk keuntungan dari bergulirnya liga, seperti kita ketahui selama ini penghasilan dari satu putaran liga (sponsor, hak siar) masuk ke kantung PSSI.

·Jika klub-klub sudah mandiri, maka Kontrol PSSI terhadap klub menjadi sangat lemah karena selama ini memang PSSI tidak mau klub-klub menjadi besar agar ketergantungan klub terhadap PSSI tidak putus.

·Tidak ada lagi sponsor yang tertarik terhadap liga PSSI.

Alasan-alasan diatas sangat jelas bahwa apabila PSSI merestui LPI sama dengan “bunuh diri” karena seluruh infrastruktur yang selama ini dibangun akan hilang, secara otomatis pundi-pundi keuangan PSSI akan habis, sehingga wajar apabila pengurus PSSI akan memperjuangkan segala cara untuk menghentikan LPI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline