Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya “Segmenting-Targeting-Positioning” Pada Brand

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

132689162186780254

Apakah usaha anda sudah punya BRAND? Tahukah anda pentingnya basic marketing principal STP “Segmenting-Targeting-Positioning” untuk BRAND anda?. Banyak BRAND yang gagal di pasaran, karena tidak memperhatikan STP sebelum mulai masuk ke pasar, apa sebenarnya STP itu? Mari kita lihat penjabarannya : S=Segmenting, menyasar siapa yg menjadi market sebuah BRAND, lazim dilakukan berdasarkan pembagian SES (Social Economic Status); SES pada Segmenting: A=Golongan Atas, B=Golongan Menengah, C=Golongan Bawah; kenali BRAND anda segmentasinya di SES mana! T=Targeting, BRAND anda harus membidik target market tertentu berdasarkan kelamin, usia, profesi, aktivitas, kebutuhan tertentu, dsb P=Positioning, menciptakan “IMAGE” tertentu/keunikan agar BRAND anda masuk/diingat dalam persepsi dan benak target market Setelah membuat survei “STP” maka ciptakan produk dari BRAND anda sesuai STP agar bisa dinikmati “PASAR” yang anda sasar. Contoh STP pada BRAND: BMW Segmentasinya kalangan atas, Targetingnya eksekutif & professional, Positioningnya mobil premium class;  sementara TOYOTA AVANZA Segmentasinya kalangan menengah, Targetingnya keluarga, Positioningnya mobil keluarga serbaguna. Contoh yang saya berikan BRAND yang sudah punya NAMA, tapi percayalah prinsip STP ini berlaku pada segala BRAND baik dagang & jasa. Prinsip marketing STP juga berlaku untuk UKM, franchise, dan usaha-usaha yang berhubungan dengan pelanggan yang membeli produk anda. Contoh kasus menarik, misalnya: Teman saya jualan burger, tapi sepi pembeli.. Dia mengeluh, saya katakan “apakah kamu paham mengenai STP jualanmu kawan?” Ya jelas saja jualan burgernya sepi, lha dia jualan di kawasan komplek perumahan, seharusnya dia jualan dekat kampus/sekolah. Teman saya yang lain buka warung nasi padang, selalu ramai karena dia jualan makan siang di kawasan perkantoran.. Dia memahami pasar! Dengan paham STP kita akan punya persiapan bagaimana “menjual” BRAND atau produk kita bahkan siap menghadapi kompetitor sekalipun. Bagaimana dengan usaha yang belum punya BRAND? tak masalah, awali dulu dgn survei “STP” produk anda, lalu mulailah jualan. Pada intinya apakah anda punya BRAND atau tidak punya BRAND, prinsip “STP” tetap berlaku, its all about marketing!

:-)

Sebuah BRAND jadi besar & dikenal karena punya STP yang bagus, sehingga mudah di penetrasi pasar. STP itu layaknya strategi perang sebelum kita mulai jualan. Misalnya, BRAND atau produk anda sudah banyak pemain di pasaran? Jangan khawatir, ciptakan “keunikan” produk anda yang akan membuat pelanggan melirik. Keunikan bisa berarti beri pelayanan spesial, harga/promo-promo khusus, standard mutu, atau apa saja yang tidak dilakukan kompetitor anda. Bagaimana kalau kompetitor STP-nya juga bagus? Nah, pelanggan lah yang akan menentukan BRAND mana yg terbaik.. BRAND anda atau kompetitor

:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline