"Bangunan hijau adalah investasi untuk masa depan yang memberikan manfaat tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga untuk kesejahteraan manusia." -U.S. Green Building Council
Bagaimana pandangan kalian mengenai konsep bangunan hijau? Sebagian orang mungkin pernah mengasumsikan bahwa bangunan hijau identik dengan struktur bangunan yang dilengkapi dengan beragam tanaman atau bahkan dicat dengan warna dominasi hijau. Definisi sederhana dari bangunan hijau adalah bangunan yang direncanakan dan dibangun dengan fokus pada efisiensi pemanfaatan sumber daya serta penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Tujuannya adalah untuk menghemat energi dan mendukung keberlanjutan lingkungan sekitar. Dengan pendekatan ini, emisi gas karbon dari berbagai sumber seperti sistem pendingin, pemanas, dan pencahayaan dapat diminimalkan serta berkontribusi pada penanggulangan isu perubahan iklim.
Di tengah era urbanisasi saat ini bangunan hijau menjadi solusi penting untuk mengatasi tantangan lingkungan global. Bangunan hijau bukan sekadar tren semata, tetapi upaya nyata untuk mengurangi dampak negatif aktivitas manusia terhadap iklim. Perubahan iklim merupakan salah satu masalah global yang paling mendesak saat ini. Emisi gas rumah kaca dari berbagai sektor, termasuk sektor bangunan, telah menyebabkan perubahan iklim yang semakin parah. Laporan Global Status Report for Buildings and Construction yang diterbitkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) pada tahun 2021 menyebutkan bahwa bangunan bertanggung jawab atas sekitar 40% konsumsi energi global dan 30% emisi gas rumah kaca. Emisi gas rumah kaca dari sektor bangunan berasal dari berbagai sumber, antara lain penggunaan energi listrik, pemanas air, dan pendingin ruangan
Bangunan hijau merupakan bangunan yang dirancang dan dibangun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan. Salah satu aspek kuncinya adalah pemanfaatan sumber daya yang efisien. Hal ini dilakukan mulai dari desain hingga konstruksi, dengan menggunakan bahan ramah lingkungan dan teknologi yang mengurangi konsumsi energi. Misalnya, bangunan hijau dapat menggunakan kaca ganda untuk mengurangi panas matahari yang masuk, sehingga mengurangi penggunaan energi untuk pendinginan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Lawrence Berkeley National Laboratory (2000) menemukan bahwa kaca ganda dapat mengurangi penggunaan energi untuk pendinginan hingga 15%. Selain itu, bangunan hijau juga dapat menggunakan sistem pencahayaan berbasis sensor, yang akan menyala secara otomatis saat ada orang di ruangan dan mati secara otomatis saat ruangan kosong. Penerapan sistem penghematan energi pada bangunan hijau dapat membantu mengurangi jejak karbon secara signifikan. Hal ini karena jejak karbon merupakan salah satu indikator dampak lingkungan dari suatu bangunan.
Bangunan hijau menggunakan energi terbarukan, seperti panel surya dan sistem pemanas geotermal, Sistem pemanas geotermal menggunakan panas dari dalam bumi untuk menghangatkan bangunan, yang dapat mengurangi penggunaan energi untuk pemanas.untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Energi terbarukan adalah sumber energi yang tidak akan habis dan tidak menghasilkan polusi. Selain itu, bangunan hijau menggunakan material konstruksi ramah lingkungan, seperti kayu, batu bata, dan beton, yang dapat menyerap karbon dioksida dari atmosfer.
WHO (2022) menyatakan bahwa kualitas udara yang buruk di dalam rumah diduga menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya penyebaran penyakit menular dan kematian di negara-negara berkembang. Anak-anak dan ibu rumah tangga adalah yang paling berisiko mengalaminya. Dalam mengatasi permasalah global tersebut bangunan hijau tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga bagi manusia.. Bangunan hijau memiliki dampak positif pada kesejahteraan manusia karena memiliki sistem ventilasi yang baik, menggunakan material bebas zat kimia berbahaya, dan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan.
Sistem ventilasi yang baik dapat membantu menjaga kualitas udara dalam ruangan tetap bersih dan segar. Hal ini dapat mengurangi risiko penyakit pernapasan, seperti asma dan alergi. Penggunaan material bebas zat kimia berbahaya dapat mengurangi risiko terpapar bahan kimia berbahaya, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti kanker, gangguan reproduksi, dan kerusakan sistem saraf. Peningkatan kualitas udara dalam ruangan dapat meningkatkan produktivitas dan kenyamanan penghuni. Hal ini karena udara yang bersih dan segar dapat meningkatkan konsentrasi dan mengurangi stres.
Perubahan iklim merupakan tantangan yang semakin nyata. Bangunan hijau merupakan solusi berkelanjutan yang dapat membantu mengatasi tantangan tersebut. Bangunan hijau berfokus pada efisiensi sumber daya, pengurangan emisi karbon, dan perbaikan kesejahteraan lingkungan. Pengurangan emisi karbon dapat membantu mengatasi perubahan iklim. Perbaikan kesejahteraan lingkungan dapat meningkatkan kualitas udara dan air, yang dapat meningkatkan kesehatan manusia dan lingkungan.
Bangunan hijau bukan hanya pilihan cerdas untuk masa depan, tetapi juga sahabat terpercaya dalam upaya kita menyelamatkan planet ini dari dampak perubahan iklim yang merugikan. Dengan terus mengadopsi prinsip-prinsip bangunan hijau, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H