Lihat ke Halaman Asli

Seberapa Burukkah "Nakal"?

Diperbarui: 8 April 2018   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi nakal itu mungkin salah satu perilaku yang tak lazim dimata siapapun. Namun pada kenyataannya, rata-rata seseorang yang di anggapnya nakal banyak menjadikan dirinya sebagai manusia yang berguna. 

Banyak yang mengatakan "boleh nakal, asal jangan bodoh", kalimat ini banyak dilontarkan oleh orang-orang untuk ukuran remaja, macamnya seperti remaja yang bertatoan, yang suka keluar malam, dan lain sebagainya. Pada dasarnya remaja saat ini kurang bisa untuk diberi omongan berupa ceramahan, jadi perlu dibimbing dengan benar bukanya dengan paksaan. 

Biarkan si remaja tersebut yang menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Karna jika seseorang dipaksa melakukan hal sesuatu tak akan pernah berjalan dengan mulus, maksudnya si remaja dipaksa untuk mengikuti omongan orang tuanya agar dia tak keluar malam di dalam pikiranya itu sebuah kekangan dari orang tuanya, seorang remaja jika dikekang ia akan mencari-cari cara untuk dapat lolos. Jadi peran orang tua mendukung anaknya, jika salah diberi nasihat. Mungkin di dalam hal perilaku remaja saat ini nakal, tapi di dalam otaknya ia cerdas.

"Nakal dulu baru sukses, jangan sukses dulu baru nakal". Kalimat satu ini juga banyak diperbincangkan, pasalnya masa iya sih anak yang dulunya nakal pake banget bisa sukses seperti saat ini. Netizen seperti inilah yang melihat orang yang nakal hanya dari masa lalunya, kan mana tau bagaimana prosesnya anak tersebut bisa menjadi sukses. Banyak yang berpendapat orang sukses itu orang yang tekun, rajin, berusaha keras dan belajar. Mungkin memang benar. Namun jangan menyalahgunakan anak nakal gak bisa sukses dan di pastikan MADESU (Masa Depan Suram). Banyak orang yang dulunya nakal, bandel dan keras kepala akhirnya jadi sukses.

Jadi, janganlah menilai seseorang dari masa lalu dan tingkah lakunya karna pada dasarnya kita semua tak mengetahui apa yang ada di dalam fikirannya saat ini, besok, lusa dan yang akan mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline