Lihat ke Halaman Asli

Tak Mengetahui Jangan Bersuara

Diperbarui: 2 April 2018   01:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kehidupan bersama di dalam jenjang sekolah, kampus maupun bekerja tak menjamin adanya teman yang benar-benar teman. Ini cerita mungkin bisa dikatakan cerita nyata atau bahkan curhatan, hehe. Bagaimana seorang perempuan bisa mencari teman yang benar-benar teman dalam daerah rantau.

Salah satu kampus ternama dalam menjalani perkuliahannya, terdapat suatu hal kewajiban bagi mahasiswanya sendiri yaitu, wajib didalam asrama selama satu tahun, mengikuti program yang terdapat di dalam asrama dan mengikuti PKPBA(Program Kuliah Pembelajaran Bahasa Arab).

Hampir 85% kesehariannya mahaasisiwa ini di sibukkan oleh kegiatan asrama. Nah ketika waktu hari sabtu dan minggu semua kegiatan di off-kan dari pihak kampus dan pihak asrama. Tak semua mahasiswa menghabiskan waktu sabtu dan minggu untuk berdiam diri menikmati wifi asrama maupun kampus.  Sekalipun mahasiswa tersebut tak punya tempat tinggal untuk bernginap selama sabtu minggu di luar.

Cerita singkat, terdapat salah satu mahasiswa bernama Edgar (perempuan) dan salah satu anak kamarnya yang bernama Putri. Ketika menjelang sabtu dan minggu si Edgar selalu memuat planing untuk kemana-kemana ketika hari kampusnya libur entah itu keluarnya dengan pacar maupun dengan teman asal daerahnya, di dalam benaknya yang pasti tidak di asrama karna sudah dikasih kelonggaran waktu untuk bisa have fun kenapa gak di gunakan?

Namun tak banyak anak kamar bersikap cuek terhadapnya yang selalu sabtu minggu tak ada di dalam kamar, namun masih ada yang peduli tapi sok paling benar di dalam benaknya dia, yaitu si putri. Mungkin Edgar salah yang selalu keluar tapi si Putri tak tahu apa yang Edgar lakukan. Ia menganggap Edgar klayapan gak jelas, keluar unfaedah. Dan ia menganggap ketika Edgar keluar dengan teman lamanya tak mengajaknya terhadap kebaikan, namun apakah berdiam diri di dalam kamar sambil menggibahkan seseorang termasuk mengajaknya kebaikan? Ia selalu beranggapan jika diirinya benar.

Tak semua perbuatan seseorang dapat dipandang negatif oleh siapapun, karna ia tak tau apa yang sedang kita lakukan. Boleh saja berargumen, tapi jangan lupa untuk berfikir dalam mengungkapkannya karna tak semua argumen dapat diterima, mungkin kalo argumennya benar jika salah? Kemungkinan ia dapat menimbulkan fitnah atau permasalahan pertikaian diantara temannya sendiri.

Pesannya, jangan menilai seseorang hanya lewat penampilannya saja, ikutlah agar tau bagaimana ia menikmati hidup tanpa harus melihatnya saja namun ikut menikmati dan tak ada salahnya menilai seseorang tetapi di dalam diri haruslah tetap intropeksi diri tanpa memaksa si dia intropeksi namun dirinya sendiri tak mau dikatai intropkesi juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline