Lihat ke Halaman Asli

Respon Siswa Atas Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Salah Satu Sekolah Wilayah Garut

Diperbarui: 25 September 2021   00:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun ajaran baru 2021-2022 yakni Bulan Juli, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan aturan pembelajaran tatap muka di atur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) yaitu memberikan sekolah opsi untuk melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas untuk menghindari dampak-dampak negatif berkelanjutan pada peserta didik, dampak negatif antara lain kebosanan yang dialami pelajar, kondisi belajar yang tidak kondusif yang menyebabkan depresi dan permasalahan domestik yang di sebabkan terlalu banyak interaksi di rumah dan kurang keluar rumah.

Sedangkan di berbagai wilayah Indonesia mengalami adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat membuat tujuh provinsi wajib melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Diantaranya DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali. Daerah-daerah ini tidak diperkenankan melakukan PTM hingga PPKM Darurat berakhir respon Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam CNBC Indonesia Economic Update, minggu (24/7/2021)

Namun, pada jumat (27/7/2021) adanya arahan Instruksi Menteri Dalam Negeri (inmendagri) no 35 Tahun 2021, daerah yang masuk dalam PPKM level 2 dan 3 boleh melaksanakan PTM. Maka dari itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan penurunan status level PPKM di Jawa barat membolehkan sekolah untuk melakukan persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Kabupaten Garut menjadi wilayah yang turun level PPKM menjadi 2 dan ada juga 3 kabupaten lainnya yaitu ada Tasikmalaya, Majalengka dan Subang. Maka, salah satu sekolah yang berada di Garut tepatnya Cibatu yaitu SMPN 1 Cibatu menerapkan kebijakan PTM terbatas.

Hal Ini menimbulkan respon dari siswa SMPN 1 Cibatu atas kebijakan PTM terbatas, untuk mengetahui respon siswa mengenai kebijakan PTM terbatas, telah dilakukan penyebaran angket kepada seluruh kelas VIII di SMPN 1 CIbatu dan sekitar 81 siswa telah mengisi dan banyak dari mereka senang dan bahagia dengan kebijakan PTM terbatas, lalu juga sedikit yang merasakan tidak senang maupun biasa saja, hal ini dikarenakan terlalu terbatas seperti waktu pelajaran yang singkat dan juga tidak ada jam istirahat, waktu untuk mencatat pun sedikit karena penjelasan dari guru terburu-buru karena terkejar oleh waktu, kegiatan hanya dikelas, kapasitas teman yang berada dikelas dipangkas 50%, hal-hal pendukung lain seperti kantin banyak yang tutup dan masih banyak lagi, namun dari sekian banyaknya kekurangan tersebut siswa tetap merasa beryukur karena masih bisa diberi kesempatan untuk datang ke sekolah, melihat guru menjelaskan dan bertemu dengan teman, hal ini lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran daring.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline