Lihat ke Halaman Asli

KKN, Kuliah Kerja (Tak) Nyata

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika di perkuliahan mahasiswa hanya berkutat dengan teori, presentasi dan ujian tulis. Lain halnya dengan kuliah kerja nyata. Mahasiswa dituntut untuk mampu mengaplikasikan teori dan terjun ke dalam masyarakat. Namun, bukan hanya teori yang dibutuhkan, kemampuan bersosialisasi dan kepekaan terhadap permasalahan masyakat menjadi hal yang perlu dimiliki oleh mahasiswa yang mengikuti program KKN.

Tahun ini, Kampus saya kembali mengadakan program Kuliah KerjaNyata. Program yang kembali diadakan setelah sekian lama absen dari kurikulum ini cukup mengundang antusias dari rekan-rekan mahasiswa.Program KKN memang masuk dalam mata kulaih wajib yang harus diikuti dengan bobot 3 sks. Peserta KKN diharapkan memiliki kepekaan terhadapan permasalahn masyarakat dan dapat berperan sebagai problem solverserta motivator.

Namun melihat hasil dari KKN yang dilaksanakan periode sebelumnya, banyak mahasiswa yang mengikuti KKN hanya karena program tersebut masuk dalam mata kuliah wajib yang diambil. Mau tidak mau, suka tidak suka, seperti apapun kondisi desa yang menjadi tujuan KKN harus diterima mahasiswa. Meski tak sedikit mahasiswa yang memanfaatkan KKN untuk belajar terjun di masyarakat. Namun lebih banyak mahasiswa yang sekedar ikut-ikutan, berharap KKN selesai dan memperoleh nilai A.

Mahasiswa yang harusnya dapat membaca kondisi masyarakat dan menjadi penghubung antara teoriyang diperoleh di perkuliahan dengan praktek di masyarakat justru bersikap apatis. Pasca KKN, tak sedikit cerita mahasiswa KKN yang justru banyak mengahbiskan waktu untuk tidur bermalas-malasankarena enggan atau bahkan tidak tahu sama sekali apa yang harus dilakukan di Desa.

Minimnya kepekaa an mahasiswa ini disebabkan pola pendidikan yang study oriented. Mahasiswa hanya berorientasi untuk memperoleh nilai setinggi-tingginya ketika ujian. Masalah penerapan, urusan belakangan.Padahal KKN adalah program yang tepat untuk mematangkan mahasiswa sehingga siap dengan tantangan yang akan dihadapi di masyarakat setelah menjadi sarjana.Pendidikan tentu diharapkan dapat memberikan solusi berbagai permasalahan bangsa.

Salah seorang rekan saya bilang, biasanya mahasiswa yang ikut organisasi kampus akan lebih peka dengan permasalahan masyarakat. Dan umumnya, saat KKN mahasiswa yang mengkuti organisasi cenderung lebih beka dan berperan lebih aktif dalam program kerja.

Kepekaan mahasiswa terhadap masyarakt memang sulit terasah hanya dengan duduk, dan mendengar penjelasan dosen di ruangn kuliah. Mahasiswa harus aktif dan kritis terhadap berbagai kebijakan dan hal itu dapat ditempuh dengan menjadi organisator atau aktivis mahasiswa.

Namun, melihat kenyataan saat ini banyak mahasiswa yang hanya lebih mengutamakan nilai akademik atau banyak pula mahasiswa yang larut dalam gaya hidup hedonisme. Hal inilah yang menutup kepekaan mahasiswa terhadap realita yang diihadapi masyarakatb saat ini.

Tak heran jika sarjana bertambah setiap tahunnya, namun tak diimbangi dengan kualitas kesejahteraan masyarakat. Karena selama kuliah banyak mahasiswa menutup diri dengan menjadi apatis terhadap kondisi yang dihadapi masyarakat.

Semoga dengan diadakannya kembali kegiatan KKN ditahun ini, masyarakat desa mampu merasakan nilai lebih dari calon-calon sarjana Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline