Data Novel
Judul: Ayahku (Bukan) Pembohong
Penulis: Tere Liye
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku: 298 halaman
Tahun Terbit: 2011
Tautan Novel: https://www.scribd.com/document/512648370/Ayahku-bukan-pembohong
Pada tahun 2011, Tere Liye, seorang penulis berprestasi asal Indonesia merilis novel non serial yang berjudul 'Ayahku (Bukan) Pembohong'. Novel yang halamannya hampir berjumlah 300 ini mengisahkan naik turunnya hubungan antara seorang ayah dengan putra laki-lakinya yang bernama Dam. Berbeda dengan anak-anak lainnya, sejak kecil Dam sudah memiliki sikap dan sifat yang baik. Dam dapat bersikap dewasa berkat nilai moral dan etika yang ia peroleh melalui dongeng-dongeng ayahnya. Kisah yang diceritakan seperti Kisah Suku Penguasa Angin, Kisah Lembah Bukhara, bahkan Kisah 'Sang Kapten', pemain sepak bola idola Dam. Meskipun banyak kisah yang terkesan tidak masuk akal, Dam sangat mempercayai kisah ayahnya dan berjanji akan merahasiakan dongeng ayahnya.
Hubungan antar ayah dan anak tersebut berjalan baik hingga Dam mulai menempuh pendidikan di Akademi Gajah. Akademi Gajah merupakan tempat Ayah Dam dulu bersekolah. Di perpustakaan Akademi Gajah, Dam menemukan buku yang berisi dongeng-dongeng ayahnya. Dam kecewa dan meragukan kebenaran dari dongeng tersebut, namun ayahnya membantah bahwa dongeng tersebut benar adanya. Tidak lama setelah kejadian itu, Ibu Dam jatuh sakit dan dinyatakan kritis. Rasa benci kepada ayahnya muncul Ayah Dam enggan untuk mengambil tindakan dengan bantuan pihak rumah sakit karena saran dari Si Raja Tidur (tokoh dongeng). Dam merasa dongeng ayahnya telah membawa kematian pada ibunya.
Kebencian Dam berlanjut hingga Dam telah menikah dengan Taani dan dikarunia anak bernama Zas dan Qon. Dam kerap kali marah ketika ayahnya menceritakan dongeng-dongeng palsu kepada Zas dan Qon. Meskipun begitu anak-anak Dam tetap memiliki antusias yang tinggi hingga mencari kebenaran cerita kakeknya di mesin pencari pada komputer milik Dam. Hal tersebut menjadi pemercik pertengkaran hebat antara Dam dan Ayah Dam. Dam menyebut ayahnya sebagai pembohong dan penyebab kematian ibunya. Dengan lirih Ayah Dam menyatakan bahwa 'Ayah bukan pembohong' dan bergegas pergi ke makam istrinya di tengah gelap dan hujan. Pada keesokan harinya Ayah Dam ditemukan meninggal di samping makam istrinya.